Harga Tanah Tinggi, Bali Tetap Jadi Tujuan Investasi Hotel

Pantai Kedonganan di Jimbaran, Bali
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo
VIVAnews
- Perkembangan sektor perhotelan di Bali mulai melambat, menyusul tingginya harga lahan di sentra-sentra pariwisata di Pulau Dewata itu.


Namun,
Head of
Bali
Office
dari konsultan properti Jones Lang LaSalle, Daniel Miller, kepada
VIVAnews
, Senin 20 Oktober 2014, mengungkapkan berbagai kekurangan ini tidak membuat Bali turun dari daftar investasi luar negeri.


"Untuk urusan hotel, Bali ada di posisi paling atas investasi asing," katanya.


Menurut Miller, posisi Indonesia jauh di atas destinasi pariwisata lainnya di Asia Tenggara, bahkan Asia Pasifik. Posisi Bali, menurut dia, bahkan tidak terkejar oleh Filipina yang tumbuh dengan pesat.
Ini pentingnya Energi Hijau dan Lingkungan Terlindungi untuk Masa Depan


Kejagung Periksa Staf Perusahaan Harvey Moeis soal Kasus Korupsi Timah
Dia menambahkan, posisi di bawah Bali ada Phuket. Setelah itu, barulah investor melihat Maldives yang memang sedang naik daun di kalangan menengah ke atas.

Pakar Ingatkan Bahaya Screen Time, Ini Durasi yang Disarankan untuk Anak Main Gadget Bun!

Sebelumnya, Daniel Miller, Head of Bali Office
, Jones Lang LaSalle, kepada
VIVAnews
di Jakarta, mengungkapkan, walaupun merupakan tujuan utama, tetapi peluang untuk usaha propertinya sudah menipis, terutama pembangunan hotel.


"Jumlah hotelnya sudah banyak sekali, selain itu harga tanah di Bali terlampau mahal," katanya.


Kedua hal ini, menurut Miller, membuat pembangunan hotel baru di Bali menjadi tantangan tersendiri bagi developer. Apalagi, pembangunan hotel dilakukan pada area dalam kota seperti Kuta dan Badung.


Dia mengungkapkan, di area pusat kota Bali, harga tanah mencapai Rp10-30 juta per meter persegi. Harga Rp10 juta merupakan harga tanah rata-rata, sedangkan harga Rp30 juta merupakan tanah yang berhadapan langsung dengan pantai.


Miller melanjutkan, investor mulai masuk ke daerah-daerah lain di luar Kuta dan Badung. Para investor, menurut dia, mulai berekspansi ke Tabanan atau daerah Bali timur.


"Di Tabanan itu, kami masih bisa menemukan
good development
dengan harga tanah Rp2-3 juta per meter persegi," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya