Sumber :
- Lavoixdelamerique
VIVAnews -
Tepat 40 tahun lalu, atau 30 Oktober 1974, dihelat pertarungan tinju yang dinilai beberapa pihak salah satu yang terbaik dalam sejarah. Laga itu mempertemukan George Foreman dan Muhammad Ali, yang juga disebut "The Rumble in The Jungle".
Pertarungan ini merupakan salah satu kenekatan pertama Don King dalam kariernya sebagai promotor tinju. Membutuhkan dana sebenar $5 juta, Don King akhirnya mendapat sponsor, yaitu Presiden Zaire, Mobutu Sese Seko, yang ingin laga dihelat di negaranya. Pertarungan Foreman vs Ali pun akhirnya pasti digelar di Kinshasa, Zaire.
Saat itu, Ali berusia 32 tahun, berhasrat merebut kembali sabuk juara dunia kelas berat WBC dan WBA, yang lepas ke genggaman Joe Frazier, 3 tahun sebelumnya. Sedangkan Frazier akhirnya kehilangan titel tersebut setelah dikalahkan Foreman pada 22 Januari 1973.
Foreman dan Ali menghabiskan musim panas untuk berlatih di Zaire. Salah satu tujuannya, untuk aklimatisasi. Berlatih hingga ke jalanan, Ali pun terus dielu-elukan rakyat Zaire. Mereka tak henti-hentinya meneriakkan "Ali bomaye!" (Ali, bunuh dia!)
Sebelum pertarungan, Ali tak berhenti mengoceh."George Foreman itu cuma mayat hidup yang besar. Secara resmi, saya sudah menamainya, 'The Mummy'. Pergerakannya lambat seperti mumi, dan tak akan ada mumi yang akan mengalahkan Muhammad Ali yang hebat."
Namun, saat pertarungan tiba, Ali kewalahan menghadapi pukulan bertubi-tubi Foreman, khususnya sejak ronde 2. Segalanya tampak akan berakhir bagi Ali. Terlebih, Foreman yang saat itu masih berusia 25 tahun, diyakini unggul stamina. Namun, Ali tetap bertahan.
"Dia tak banyak berbicara pada ronde 3, dan saya memukulnya dengan keras di bagian sisi, tapi kemudian menyandar pada saya dan berkata, 'Cuma itu yang kamu punya, George?' Itu membuat saya takut. Saya tahu ini akan menjadi masalah," kata Foreman dilansir
BBC
.
Usai ronde 7, Ali menghadap para pendukungnya dan memimpin mereka untuk meneriakkan "Ali bomaye!" berulang kali. Jelas, hal tersebut membuat Foreman keheranan. Kemudian sebelum memasuki ronde 8, Ali berbicara kepada pelatih dan fansnya, Angelo Dundee, kalau dia memiliki rencana rahasia untuk Foreman.
Ronde 8, Ali terus menempel pada tali, sedangkan Foreman melepaskan pukulan demi pukulan. Strategi itu kemudian disebutnya,
rope-a-dope
.
Alhasil, Foreman kehabisan tenaga, sedangkan Ali berbalik menyerang dan melepaskan pukulan. Pukulan mendarat di wajah Foreman dan membuatnya KO. Ali pun mendapatkan kembali titel juara dunia.
"Saya tak percaya kehilangan titel juara dunia. Ini semestinya menjadi laga yang mudah, tapi malah jadi momen paling memalukan dalam hidup saya. Dari kebanggaan menjadi kesedihan. (Pertarungan) itu benar-benar menghancurkan (saya)," kata Foreman.
Reaksi Sedih Petinju China, Setelah Mengira Menang
Dia sempat kebingungan melihat lawannya ikut selebrasi.
VIVA.co.id
9 Agustus 2016
Baca Juga :