Sumber :
- ANTARA FOTO/OJT/Feronike Rumere
VIVAnews -
Menguatnya tekanan jual dibandingkan tekanan beli oleh pemodal asing pada perdagangan kemarin, memicu adanya kekhawatiran dari para pelaku pasar yang mengakibatkan indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat 21 November 2014.
Pada sesi I hari ini, laju indeks saham mendapatkan rapor merah dengan penurunan 5,52 poin atau 0,11 persen ke level 5.091,05.
Pengamat Pasar Modal, Andre Mahardika mengatakan, indeks saham masih mengkonfirmasi koreksi dengan pergerakan di rentang 5.082-5.128.
"Tren koreksi indeks saham karena sudah berada di area jenuh beli. Sedangkan, pasar masih akan
wait and see
(menunggu) sehingga pembukaan perdagangan masih terlihat lesu," katanya kepada
VIVAnews
melalui pesan singkatnya.
Selain itu,
Indo Premier Securities
menyatakan, pergerakan indeks saham menutup gap atas, sekaligus menembus
support
(batas bawah) kuat di level 5.100 dan membentuk
black marubozu
yang mengindikasikan potensi pelemahan masih akan berlanjut.
Adapun, target pelemahan indeks selanjutnya, Indo Premier memperkirakan indeks saham akan menyentuh level 5.075, kemudian 5.050 dengan level
resistance
(batas atas) di 5.125 dan 5.150.
IHSG Dibuka Lesu
Berdasarkan pantauan
VIVAnews
dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham harus mengalami kemerosotan saat mengawali akhir pekan ini.
Pelemahan yang terjadi, seiring dengan 34 saham turun, 67 saham naik dan 64 saham tidak bergerak atau stagnan.
Untuk volume perdagangan mencapai 127,94 juta saham senilai Rp142,74 miliar saham. Laju indeks sempat tergelincir lebih dalam ke level 5.084,09, beruntung akhirnya bisa melakukan perlawanan meski hanya tipis ke level 5.091,05.
Baca Juga :
Dewas KPK Ungkap Penyalahgunaan Wewenang Nurul Ghufron: Diminta Mutasi PNS Kementan ke Jawa
Baca Juga :
Wow, Harga Satu Pemain Uzbekistan Ini Lebih Tinggi dari Seluruh Pemain Timnas Indonesia U-23
Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara
Dengan fokus pada kualitas emas dan kepercayaan konsumen, Yoki optimis dapat terus bersaing dan berkembang di pasar yang dinamis dan terus berubah.
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :