VIVAnews - Indonesia bekerjasama dengan Denmark dalam sektor air minum. Kemitraan itu untuk menjawab tuntutan target Development Millenium Goals (MDGs).
Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Budi Yuwono mengatakan, cakupan layanan air bersih di Indonesia tergolong rendah. Jangkauan layanan air bersih nasional sekitar 24 persen.
"Masih jauh dari target sasaran MDGs 2015, yaitu 80 persen masyarakat mendapat akses air bersih," kata Yuwono dalam Indonesian-Danish Water Day 2009 seminar di Hotel Le Meridien Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa 12 Mei 2009.
Kendala lain yang dihadapi Indonesia adalah standar teknis pelayanan air minum yang belum terpenuhi. Hal ini disebabkan tingkat kehilangan air yang rata-rata masih tinggi yaitu 37 persen secara nasional. Jaringan distribusi air secara nasional juga masih rendah.
Keadaan yang memprihatinkan juga terjadi di bidang sanitasi. Akses aman sanitasi nasional rata-rata 49,13 persen. "Indikasi pengelolaan limbah di Indonesia belum memadai karena pengelolaan limbah belum memenuhi standar," katanya.
Yuwono mengatakan, pemerintah menghadapi isu strategis dalam pelayanan air minum. Pertama, menurunnya kualitas lingkungan seiring meningkatnya perkembangan penduduk jika tanpa infrastruktur memadai. Kedua, pelayanan air minum dan sanitasi belum bisa mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.
Terakhir, belum seluruh pemerintah menyadari infrastruktur air minum dan sanitasi yang memadai akan meningkatkan daya saing kota/kabupaten.
Untuk itu, sistem dengan desentralisasi pemerintah pusat menentukan regulasi. Pemerintah daerah membangun infrastruktur jaringan air minum. Peran swasta dan masyarakat dengan teknologi diharapkan dapat membangun layanan air minum dan sanitasi yang lebih baik. "Kita sangat terbuka kepada kerjasama yang ada," kata Budi.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia Borge Peterson mengatakan, tantangan kerja sama Indonesia dan Denmark dalam sektor air untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi.
Untuk itu solusi teknologi tinggi seperti pada manajemen distribusi, efisiensi energi dalam sistem suplai air, rehabilitasi pipanisasi, kualitas air dan manajemen sumber daya air dan sanitasi. "Kerja sama antara dua negara sangat menarik dari segi bisnis dan memberi manfaat bagi kedua belah pihak," katanya.
Pada seminar ini, delapan perusahaan Denmark menghadirkan berbagai teknologi, produk dan layanan di sektor air dan sanitasi. Dalam pertemuan tersebut dihadiri Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) dan Asosiasi Kontraktor Air Indonesia (AKAINDO) serta Partner Konsultan Pelatihan Air, Konsultan, dan Konsul Perdagangan Denmark.
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Cara Daftar PKH tahun 2024, Cukup Pakai NIK KTP dan Dapatkan Saldo DANA Rp2 Juta
Bandung
26 menit lalu
Dalam masa pandemi COVID-19 yang dimulai pada tahun 2020, BSU merupakan dukungan dari Pemerintah dengan nominal bantuan yang mencapai Rp 2,4 juta. Pada tahun 2021, nomin
Uniknya dari beberapa nama bakal calon kepala daerah yang mendaftar ke partai politik ada dua nama yang menjadi perhatian banyak pihak. Kedua calon itu adalah...
Nasib Stefano Pioli sudah di ujung tanduk. Apalagi dalam beberapa hari terakhir AC Milan sudah dikaitkan dengan Julen Lopetegui sebagai pengganti pelatih plontos.
Keseruan Gus Ipul dan Mas Adi Saat Halal bi halal Bersama ASN Pemkot Pasuruan
Malang
sekitar 1 jam lalu
Ribuan ASN mulai dari level eselon hingga para fungsional, tampak memadati venue yang berlokasi di komplek rumah dinas Wali Kota Pasuruan. Tak ketinggalan, jajaran
Selengkapnya
Isu Terkini