Pengamat: Tren Pelemahan Rupiah Sampai Pertengahan 2015

Jelang Ramadan, Kebutuhan Uang Kartal Meningkat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California
- Pengamat pasar uang, Farial Anwar, memperkirakan tren melemahnya nilai mata uang rupiah akan berlanjut sampai pertengahan tahun 2015 mendatang.

Kelompok Kemanusiaan Periksa Persenjataan Mematikan yang Belum Meledak di Gaza

"Saya melihat tren rupiah akan terus berlanjut sampai dengan pertengahan tahun depan barangkali," ujarnya di Menteng Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2014.
MUI Ajak Masyarakat Doakan Timnas Indonesia: Juara Piala Asia U-23 dan Lolos Olimpiade


Menurutnya, hal tersebut di dorong oleh faktor eksternal dan internal. Dari faktor eksternal, The Fed (bank sentral Amerika Serikat) belum memberi kepastian waktu untuk mengumumkan kenaikan suku bunga. "Belum tahu, apakah triwulan satu atau triwulan dua, dan berapa besarnya. Jadi, ketidakpastian sangat tinggi dari luar," tutur dia.


Sedangkan faktor internal atau dari dalam negeri, kata Farial, adalah permintaan nilai mata uang dolar yang besar namun tidak diimbangi dari sisi pasokan atau terbatasnya persediaan dolar.


"Jadi, dari dalam negeri, kita melihat permintaan dolar yang sangat besar tidak diimbangi
supply
-nya. Karena kita kekeringan likuiditas. Permintaan itu untuk import dan untuk bayar hutang valuta asing," kata dia.


Lanjutnya, meningkatnya permintaan dolar yang besar juga ditunjang oleh orang-orang yang sebenarnya tidak ada kepentingan dengan transaksi luar negeri.


"Karena orang lebih cenderung memilih pembayaran dalam dolar di dalam negeri, sementara
supply
-nya terbatas. Hanya dari Bank Indonesia melalui intervensi itu. Karena apa, eksportir kita, kita biarkan memarkir dananya di luar. Ini yang menjadi problem luar biasa, yang jika tidak pernah kita atur, kemungkinan masih berlanjut," tuturnya.


Baca juga:








Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya