- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews - Menutup perdagangan pekan ini, Senin, 22 Desember 2014, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 65 poin atau 0,52 persen. Akhir pekan lalu, rupiah juga berakhir positif di level Rp12.500.
Pantauan dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah tembus ke level Rp12.435 per dolar AS. Dengan demikian, rupiah tercatat selalu di zona hijau dalam empat hari perdagangan terakhir secara berturut-turut.
Seperti diketahui, rupiah sempat mengalami "mimpi buruk" dengan menyentuh rekor terendahnya sejak 2008 di level Rp12.900 pada 16 Desember 2014. Namun, keesokan harinya, rupiah menunjukkan kenaikannya seiring dengan respon dari langkah intervensi yang dilakukan oleh BI untuk menekan laju pelemahan lanjutan dari rupiah.
Hal ini, semakin membaik ditandai dengan adanya pernyataan dari Bank Sentral AS atau The Fed yang mensinyalkan belum adanya penguatan suku bunga acuan dalam jangka waktu dekat. Mengindikasikan, rupiah masih dapat terus bernapas lega sampai dengan hari ini.
Pengamat Pasar Modal, Stefanus Mulyadi Handoko mengatakan bahwa Bank sentral AS sepertinya masih akan bersabar dan menahan tingkat suku bunga rendah setidaknya hingga kuartal pertama tahun depan meski perekonomian AS semakin kuat.
"Pernyataan tersebut memberikan angin segar bagi reboundnya harga minyak dunia pada akhir pekan kemarin dan, mendorong penguatan mata uang emerging market, tak terkecuali rupiah yang kembali menguat," ujarnya kepada VIVAnews.
Baca juga:
Unik! Kini Hadir Parfum Kolaborasi dengan AI Technology
Penggunaan parfum tidak hanya meningkatkan mood seseorang dan memberikan kesan positif pada penampilan, tetapi juga mengomunikasikan kepribadian melalui beragam aroma
