Ini Syarat yang Diberikan Pedagang Agar Harga di Pasar Turun

Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran mengaku mendapatkan surat resmi dari menteri perdagangan untuk segera menurunkan harga komoditas yang dijual di pasar tradisional.

BPS: Inflasi Juli 2015 Masih di Bawah Satu Persen

Ditegaskannya, Jumat 23 januari 2015, hal itu terjadi, setelah pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal pekan ini, Senin 19 Januari 2015.

Namun, Ngadiran menegaskan, belum bisa memenuhi permintaan tersebut. Alasannya, harga beli para pedagang di tingkatan produsen masih tinggi.

"Kami dapat surat dari menteri perdagangan supaya turunkan harganya. Kami setuju, kalau harga belinya turun. Memangnya kalau rugi, bapak menteri mau nombokin," ujarnya di Jakarta.

Dia pun berharap, pemerintah dapat langsung turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Menurutnya, jangan para pedagang yang di kambinghitamkan, karena harga di pasar tidak kunjung turun.

"Hal yang bisa diantisipasi, mestinya bisa dilakukan oleh pemerintah," ungkapnya.

Enak zaman orde baru


Selain itu, lanjut Ngadiran, pemerintah seharusnya meniru cara pengendalian harga pada zaman orde baru. Harga barang tertentu di tingkatan eceran pada saat itu ditentukan pemerintah, sehingga tidak merugikan para produsen, pedagang maupun konsumen.

"Pemerintah harus punya keberanian. Anggaran ada, yang diinginkan pemerintah itu bahasanya subsidi, sesuai keinginan harga pemerintah," ungkapnya.

Ngadiran mencontohkan, akses informasi harga dari tingkat produsen yang dimiliki pemerintah, harusnya bisa menjadi patokan harga yang ditetapkan. Tentu, katanya, dengan memperhitungkan margin yang diperoleh pedagang.

"Kalau mau daging bisa kendalikan harga, tinggal diatur berapa harganya di produsen. Lalu, pedagang jual berapa, sisanya disubsidi. Sehingga, dapat harga yang diinginkan pemerintah," tambahnya. (asp)

Pedagang ayam potong

Alasan Daging Ayam Ikut Meroket

Pemkab Bantul mengungkap ada dua penyebabnya.

img_title
VIVA.co.id
20 Agustus 2015