Dubes AS: Smart City Solusi Masalah Klasik Kota

Seminar smart city Kedubes AS dengan tiga kepala daerah
Sumber :
  • VIVAnews/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake, mengungkapkan konsep Smart City atau kota pintar menjadi jawaban bagi setiap kota yang ingin lepas dari permasalahan klasiknya.

Menurutnya, sebuah daerah perlu memanfaatkan teknologi untuk menghapus segala permasalahan kota seperti kepadatan penduduk maupun persoalannya. Sebab, berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini hampir setengah populasi penduduk bumi ada di kota.

"Sekarang ada total 4 miliar populasi yang tinggal di kota-kota seluruh dunia. Jumlah itu akan meningkat menjadi 6,5 miliar jiwa di tahun 2050," ujarnya kepada VIVA.co.id, di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu malam, 28 Januari 2015.

Ia menambahkan, kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk Jakarta di dalamnya, akan menghadapi permasalahan atau tantangan yang terus meningkat bila tak diatasi sejak dini. Maka dari itu, konsep kota pintar bisa menjadi jawaban dari segala permasalahan kota.

"Semua permasalahan seperti bagaimana mengatasi banjir, mengelola sampah, bagaimana menyiapkan terhadap perubahan iklim, dan bagaimana mengelola tata kelola pemerintah yang lebih baik," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Kedubes Amerika Serikat menghadirkan diskusi dengan dua wali kota dan satu bupati yang sedang menggarap smart city yakni Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Illiza Saaduddin Djamal (Wali Kota Banda Aceh), dan Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi). Ketiga pemimpin tersebut sukses memanfaatkan teknologi dalam tata kelola pemerintah.

Pemilihan ketiga pemimpin tersebut, disampaikannya, karena ketiganya memiliki inovasi yang cemerlang untuk diterapkan di pemerintahannya. Selain itu juga, ketiga orang itu pernah melakukan kerjasama dengan Kedubes Amerika Serikat.

"Dan perlu dicatat, sektor swasta juga memiliki peran penting. Misalnya, di Makassar yang kerjasama dengan Microsoft untuk mengembangkan aplikasi bagaimana mengumpulkan sampah dan mengelolanya," lanjut Blake.

Blake menjelaskan dengan tujuan diskusi yang diselenggarakannya dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk ikut dalam mengembangkan menjadi kota pintar. Meski Blake mengakui setiap kota di Amerika Serikat belum semuanya menjadi smart city.

"Tidak semuanya. Jadi, fokus di Indonesia (dulu). Kita harap dapat belajar dari pengalaman mereka memimpin daerahnya," ucap dia. (one)

Penggagas Smart City: Butuh Rambu untuk Implementasi Cepat

Baca juga:

Demi Smart City, Pejabat Daerah Perlu Diedukasi

Konsep kota pintar

Ini yang Dibutuhkan untuk Kembangkan Kota Pintar

Akan dikembangkan juga SSP untuk pariwisata.

img_title
VIVA.co.id
14 Februari 2016