Operator AS Mulai Terusik dengan Perusahaan Wi-Fi

Ilustrasi komunikasi ponsel
Sumber :
  • digitaltrends.com

VIVA.co.id - Layanan yang disediakan operator seluler di Amerika Serikat, bagi para pengguna dianggap masih terlalu mahal. Pelanggan pun mulai melirik tawaran penyedia layanan telepon murah yang disediakan perusahaan berbasis nirkabel atau Wi-Fi. Operator ini disebut sebagai operator Wi-Fi first.

Melansir Forbes, Selasa 17 Februari 2015, dua perusahaan penyedia Wi-Fi first, FreedomPop dan Republic Wireless, mengaku kian hari pelanggan mereka kian tumbuh.

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'

Pelanggan kedua perusahaan memang masih kisaran ratusan ribu, namun ditilik dari pertumbuhan menunjukkan tren kenaikan. Misalnya, tiap empat hingga enam bulan, jumlah pelanggan FreedomPop naik dua kali lipat, sedangkan jumlah pelanggan Republic Wireless tumbuh 13 persen per bulan.

Bisnis model yang dikembangkan kedua perusahaan itu sebenarnya berlawanan dengan model operator seluler.

Keduanya menawarkan akses panggilan melalui jaringan Wi-Fi sebagai prioritas dan saat pelanggan berada di daerah yang susah Wi-Fi, layanan memanfaatkan dengan sinyal dari BTS. Sementara itu, praktik yang ada pada operator seluler sebaliknya.

"Wi-Fi first merupakan pengganggu besar terhadap struktur biaya industri (telekomunikasi) saat ini. Ini akan menjadi kejutan besar bagi operator," ujar Stephen Stokols, CEO FreedomPop.

Bisnis model operator Wi-Fi first itu juga melayani harga yang terjangkau dibanding operator seluler. FreedomPop misalnya hanya mengenakan biaya US$5 per bulan, pelanggan akan mendapatkan akses ke 10 juta Wi-Fi per bulan.  Sementara itu, tarif Republic Wireless juga sama, US$5 per bulan untuk bisa melakukan panggilan dan terhubung ke internet melalui Wi-Fi.

Namun demikian, para operator seluler besar AS sejauh ini belum menganggap kedua perusahaan itu sebagai ancaman. Tapi, jejak mereka mulai diikuti oleh Google dan Cablevision.

Google misalnya, mulai mempertimbangkan model bisnis Wi-Fi first melalui layanan broadband-nya, Google Fiber. Untuk area yang belum tercakup Fiber, perusahaan internet itu disebutkan menjalin kerja sama dengan operator AS yaitu T-Mobile dan Sprint.

Model bisnis telekomunikasi Wi-Fi first mendapat tantangan saat pelanggan dalam kondisi mobile dari satu titik ke titik yang lain.

Pada model komunikasi ponsel, pelanggan yang mobile tak menjadi soal, karena mereka bisa mendapatkan sinyal dari satu BTS ke BTS lainnya. Kemampuan ini tidak dimiliki sepenuhnya oleh Wi-Fi.

"Ada begitu banyak tempat di mana tidak tercapai Wi-Fi dan kualitasnya pun masih banyak yang di bawah standar," kata Jan Dawson, analis telekomunikasi independen. (art)

Baca juga:



Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung
Ilustrasi harga tiket pesawat pendorong inflasi.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Evita Nursanty menolak rencana pemungutan iuran dana pariwisata.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024