- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Jumat 20 November 2015, menyatakan bahwa permintaan daging sapi di ibu kota yang kian meningkat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pasokannya.
"Kebutuhan sapi ini naik, tetapi pertumbuhan sapinya merosot. Jadi, kita ini defisit," ujar Ahok, sapaan Basuki T Purnama, di Balaikota DKI Jakarta.Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 19 Desember 2014 yang lalu. Kerja sama itu akan membuat provinsi NTT yang merupakan salah satu sentra produksi sapi di Indonesia itu membantu DKI memenuhi kebutuhan daging sapi.
Sebagai bentuk tindak lanjut dari perjanjian kerja sama itu, Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI dalam waktu dekat akan membangun sebuah peternakan sapi yang memiliki luas hingga 100 hektare di Kabupaten Kupang, NTT.
Menurut Ahok, langkah ini harus ditempuh, karena DKI tak mau bergantung kepada para pengusaha untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di ibu kota.
"Beberapa kali dicanangkan swasembada daging sapi sama pemerintah pusat, enggak pernah tercapai. Sekarang dicanangkan lagi swasembada tahun 2019. Padahal, proses breeding (pembibitan) itu perlu waktu 15 sampai 20 tahun. Pengusaha tentu tak mau masuk di bisnis sapi, karena untungnya lama, makanya ini jadi tugas pemerintah," kata Ahok.
Pemprov DKI akan menugasi PD Dharma Jaya untuk melaksanakan pembangunan peternakan sapi di Kupang itu. PD Dharma Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang sahamnya dikuasai Pemprov DKI itu bergerak di bidang produksi dan pendistribusian daging sapi.
"Kami akan kasih Dharma Jaya PMP (penyertaan modal pemerintah) Rp40 sampai Rp50 miliar untuk kerja sama," kata Ahok. (asp)
Baca juga:
