Sumber :
VIVA.co.id
- Perdana Menteri (PM) Swedia Olof Palme tewas setelah ditembak dalam perjalanan pulang dari bioskop bersama dengan istrinya, Lisbeth, pada 28 Februari 1986 di Stockholm.
Dikutip dari
BBC
, Olof dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong. Istrinya juga menderita luka tembak, namun luka yang dialami tidak mengancam jiwanya.
Tapi Pettersson dibebaskan dalam pengadilan banding. Pettersson yang meninggal pada 2004, dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan Lisbeth.
Sekalipun dengan posisinya sebagai PM, Olof tetap mempertahankan gaya hidupnya sebagai masyarakat biasa. Dia lebih memilih untuk tidak menggunakan perlindungan pengawal pribadi.
Termasuk di malam peristiwa pembunuhan. Pelaku melarikan diri setelah menembak Olof dan istrinya dari belakang. Pembunuhan terhadap Olof mengejutkan publik Swedia.
Olof populer sebagai pengkampanye untuk buruh dan pembela bagi negara-negara miskin. Dia pertama kali terpilih sebagai PM pada 1969 dan menjabat selama dua periode sebelum dibunuh.
Dia menjadi pemimpin yang selalu mendorong perdamaian dan anti-kekerasan, serta ikut mendorong diakhirnya perang Vietnam. Salah satu pernyataannya yang terkenal, adalah saat dia menyindir mantan PM Inggris dan Presiden AS.
"Saya tahu bahwa (Margaret) Thatchers dan (Ronald) Reagans akan pergi dalam beberapa tahun. Kita harus bertahan hidup hingga sampai saat itu," ucapnya.
Simak Juga:
Halaman Selanjutnya
Tapi Pettersson dibebaskan dalam pengadilan banding. Pettersson yang meninggal pada 2004, dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan Lisbeth.