- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Pemerintah berencana untuk menyatukan perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbasis syariah. Hal tersebut, guna menghadapi persaingan perbankan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Budi Gunadi Sadikin, Senin 16 Maret 2015, mengatakan permasalahan merger, atau penggabungan merupakan ketetapan dari pemegang saham. Menurut dia, pihaknya hanya bisa menunggu timing, atau waktu dan kajian yang pas.
"Kita masih menunggu, itu kan dimainkannya dari pemegang saham. Kalau kita pas timing-nya, ya kita deal," ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta.
Budi mengaku bahwa pada 2014 lalu, memang industri perbankan syariah memperoleh hasil yang kurang baik. Namun, Bank Mandiri masih dalam keadaan untung.
"Harus ada yang diperbaiki dalam industri perbankan Syariah. Semua syariah yang gede-gede itu down, atau turun. Harus ada yang dibereskan di syariah," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, untuk memperbaiki industri perbankan syariah, diperlukan dua hal. Pertama, perlu dilakukan perbaikan struktur perbankan syariah. Kedua, sumber daya manusia (SDM) pada industri syariah harus diperbanyak.
"Tahapannya perlu dilakukan perbaikan struktur industri perbankan syariah. SDM syariah itu juga sedikit sekali. Kalau orang ditanya mau kerja di bank mana, maka dia pilihnya bank konvensional, syariah kurang," tambahnya. (asp)
Baca Juga: