Biaya Sewa Pesawat Bikin Garuda Rugi Rp4,89 Triliun

Bandara Sultan Babullah Dibuka Kembali
Sumber :
  • Antara/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - PT Garuda Indonesia Airlines Tbk, merugi US$373 juta (Rp4,897 triliun) pada 2014. Padahal, tahun sebelumnya (2013) maskapai ini membukukan keuntungan sebesar US$10,78 juta (Rp141,54 miliar).

Direkur Utama Garuda, Arif Wibowo, Jumat 20 Maret 2015, menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan maskapai berkode emiten GIAA ini merugi. Yang pertama adalah faktor eksternal, yakni kondisi kurs belum menentu.

"Yang kedua, ada investment state. Ada tambahan 34 pesawat di 2014 dan Citilink dalam proses menjadi besar. Jadi, saat itu sedang mempersiapkan diri semakin kuat di domestik, regional, dan internasional," kata Arif dalam konferensi pers di kantor Garuda, Jakarta.

Sementara itu, Direktur Keuangan Garuda, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari, mengatakan bahwa kontributor kerugian ini berasal dari biaya sewa (rental cost). Banyaknya pesawat baru yang didatangkan Garuda tidak sebanding dengan penjualan tiket. Rental cost ini berperan 28 persen dari total cost Garuda.

"Mungkin itu datangnya dari rental cost. Banyaknya pesawat baru yang datang, tetapi penjualan belum siap. Jadi, ada gap yang menyebabkan loss," kata Ari.

Menurut laporan keuangan Garuda, selain tercatat rugi bersih US$373 juta, maskapai ini juga membukukan rugi usaha US$399,31 juta pada tahun buku 2014. Catatan itu lebih buruk dibandingkan dengan perolehan laba usaha setahun, sebesar US$62,94 juta. (asp)

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo

Utang Garuda Indonesia Bertambah Rp1,29 Triliun

Pendanaan itu bersumber dari PT Bank Internasional Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
24 Maret 2015