- REUTERS/Eric Gaillard
VIVA.co.id - Gara-gara anaknya tidak hati-hati bermain bola di sekolah, orang tua seorang siswa di Jepang berurusan dengan pengadilan. Mereka terancam membayar denda setelah seorang pengendara tewas saat menghindari bola yang ditendang anaknya ke jalan raya.
Mahkamah Agung di Jepang telah menetapkan tanggal untuk membacakan putusan akhir, kasus ini, pada 9 April 2015. Dikutip dari laman Rocket News 24, Senin, 23 Maret, kasus tersebut bermula ketika seorang siswa yang tengah bermain sepakbola di sekolahnya menendang bola hingga menggelinding ke jalan raya.
Seorang pengendara motor yang nahas, jatuh saat berusaha menghindari bola. Keluarga korban kemudian menuntut tanggung jawab, orangtua siswa lelaki yang menendang bola.
Dua tingkat pengadilan, termasuk banding, sudah memenangkan tuntutan keluarga korban, memutuskan bahwa ayah dan ibu bocah itu harus membayar ganti rugi.
Pengadilan tingkat pertama menyatakan orangtua bersalah, dan memerintahkan mereka membayar 50 juta yen. Pengadilan banding di Osaka juga berpendapat orangtua bersalah.
Hakim mengatakan orangtua siswa itu tidak melaksanakan kewajiban sebagai orangtua, untuk memberikan peringatan pada anak-anak mereka, tentang perbuatan yang dapat membahayakan orang lain.
Tapi pengadilan banding menurunkan besar ganti rugi yang harus dibayar, sebesar 15 juta yen. Insiden itu terjadi satu dekade lalu, pada Februari 2004, dekat SD di kota Imabari, Prefektur Ehime.
Ada pro dan kontra dalam kasus itu, karena anak-anak memiliki hak untuk bermain, walau memang kerap kali anak-anak tidak bertindak dengan perhitungan matang soal bahaya.
Jika Mahkamah Agung mengabulkan tuntutan, maka para orangtua benar-benar harus lebih memperhatikan prilaku anak-anak mereka, tanpa membuat anak merasa dibatasi.
