- Setkab.go.id
VIVA.co.id - Pengusaha nasional, Arifin Panigoro, sempat menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin 6 April 2015 pagi. Arifin mengaku membicarakan soal sawah modern yang ia kembangkan di Merauke Papua.
Bahkan, ia akan mengundang Presiden untuk panen di sawah yang dikembangkan tersebut.
"Jadi, kalau kunjungan pertama Presiden ke Papua ya, saya mengundanglah untuk panen di sana. Sudah mulai panen di sana," kata Arifin, usai bertemu Presiden di Istana Negara Jakarta.
Arifin menjelaskan soal sawah modern itu. Ada lima ribu hektare yang ditanami, dan digarap oleh 100 orang. "Jadi, satu orang 50 hektare. Tetapi, alat-alatnya dari nanam sampai panen, ya kayak di Amerika gitu," tuturnya.
Pemilik Medco Group ini mengatakan, kalau sawah modern seperti yang dirintisnya itu punya potensi yang besar terhadap pemenuhan beras nasional.
Rintisan awal di Papua, kata Arifin, karena sudah dilakukan penelitian soal ketersediaan lahan maupun airnya. Di Papua bagian selatan, kata pengusaha energi ini, ketersediaan lahannya bisa lebih besar dari Jawa yakni 10 juta hektare.
"Ini baru percobaan. Yang dipanen itu nanti 300 hektare, kalau enggak salah. Tapi hasilnya bagus, bagus banget. Kemarin, yang manual itu 6,9 ton gabah kering per hektare. Kalau yang full mekanik, mereka optimis delapan ton," dia menjelaskan.
Sekali panen, hanya memakan waktu 100 hari saja. Walau begitu, tidak terus menerus ditanam padi. Arifin mengatakan, setelah panen padi, berikutnya bisa diselingi dengan tanaman kedelai.
Arifin mengakui, untuk saat ini kendala yang dihadapi adalah investor. Harus ada investasi untuk mengembangkan sawah modern ini. Apalagi, syarat membuat sawah modern tidak terlalu sulit.
Dengan pengembangan ini, kata Arifin, ketersediaan beras yang selama ini hanya mengandalkan Jawa, bisa terpenuhi.
"Itu yang aku laporkan ke Presiden bahwa kalau ini sukses dan skalanya di full gitu, ordenya bisa jutaan hektare. Akan membantu Jawa. Kan, sekarang daya dukung Jawa ini airnya kurang, lahannya kurang. Urbanisasi, industrialisasi, pada berebut. Nah, mungkin ini bisa jadi solusi," katanya. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
Produksi Padi 2015 Terbesar Satu Dekade
Suplai beras naik 100 persen.
