Jokowi Buka Konferensi Parlemen Asia Afrika

Presiden RI Joko Widodo akan menjadi pembicara di pertemuan G7 di Jepang.
Sumber :
  • Antara/Wahyu Putro

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo membuka Konferensi Parlemen Asia Afrika. Pembukaan dilakukan di ruang rapat paripurna I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 23 April 2015.

Peresmian GKSB Momentum DPR Perkuat Diplomasi

Jokowi mengapresiasi inisiatif DPR menggelar konferensi tersebut.

"Atas nama rakyat Indonesia, saya menyampaikan selamat datang di Jakarta, di Indonesia, negara yang berpenduduk muslim terbesar di muka bumi, sekaligus negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," kata Jokowi mengawali sambutannya. Pidato itu disambut tepuk tangan dari para ketua parlemen se Asia Afrika.

GKSB Berperan Galang Kerja Sama Bilateral

Menurut Jokowi, konferensi antarparlemen ini melengkapi pengalaman Indonesia menjadi tuan rumah berbagai pertemuan tingkat tinggi.

"Perlu saya sampaikan, dua hari yang lalu saya telah membuka World Economic Forum dan kemarin saya juga membuka KAA. Dan hari ini di hadapan anggota Dewan yang terhormat, saya membuka Konferensi Antar Parlemen Asia Afrika. Dengan demikian, dalam seminggu ini rakyat Indonesia memperoleh penghargaan yang luar biasa, karena menjadi tuan rumah berbagai peristiwa bersejarah tingkat dunia," ujarnya menambahkan.

21 Negara Asia Ikuti Sidang APA di Jakarta

Menurut Jokowi, tema yang diusung, yakni kerja sama Selatan-Selatan dengan mempromosikan perdamaian dunia, sejalan dengan apa yang dia sampaikan dalam pembukan KAA.

"Negara-negara Asia-Afrika kini dituntut untuk melakukan konteksktualisasi tiga nilai utama yang dulu diperjuangkan oleh para pendahulu 60 tahun yang lalu yaitu kesejahteraan, solidaritas dan stabilitas," ujar mantan Wali Kota Solo ini.

Namun, kontekstualisasi tersebut bukan saja tugas pemerintah tetapi juga tugas dan tanggung jawab parlemen sebagai representasi dari rakyat.

"Saya menyadari bahwa masalah yang dibahas dalam KAA dan WEF akan semakin efektif jika mendapat dukungan penuh dari parlemen Asia-Afrika. Hal itu berkaitan dengan peran parlemen yang sangat penting sebagai kekuatan check and balances bagi pemerintah."

(mus)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya