Sumber :
VIVA.co.id -
Anoreksia adalah penyakit yang identik dengan dunia modeling. Tidak sedikit dari mereka yang mengalami penyakit tersebut karena ingin memiliki postur tubuh langsing, seperti para model.
Meski beberapa dokter mengatakan belum ada obat pasti untuk penderita anoreksia. Namun ilmuwan mengklaim bahwa mereka menemukan gen yang bertanggung jawab atas penyakit obsesi kurus tersebut.
Dilansir dari
Daily Mail,
temuan itu merupakan hasil penelitian yang dipimpin Dr Michael Lutterat di University of Iowa Carver College of Medicine. Ilmuwan percaya, 50-70 persen risiko gangguan makan terjadi karena faktor genetik. Memiliki bentuk tubuh kurus menjadi obsesi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam
The Cell Report,
mutasi genetik tertentu telah ditemukan yang menyebabkan beberapa kelainan perilaku manusia. Ini terlihat pada orang dengan pengidap anorexia nervosa.
"Ini sudah dikenal sejak lama bahwa 50-70 persen risiko terkena gangguan makan ini terjadi diwariskan, tetapi identitas gen yang memediasi risiko ini belum diketahui," kata Dr Lutterat.
Dalam studi sebelumnya, tim melakukan penelitian terhadap beberapa penderita anoreksia. Mereka menemukan penderita anoreksia sering memiliki mutasi langka pada gen estrogen, ini terkait dengan
alpha receptor
Baca Juga :
Soal Foto Kopi Pro Israel, Zita Anjani Singgung Boleh Mengingatkan Tapi Tidak Menghakimi
Baca Juga :
Kaum Mendang-mending Jangan Kaget dengan Harga Mobil Listrik BMW i5, Incar Pejabat dan Sultan
“Faktor yang lebih berpengaruh dalam memunculkan anoreksia sebenarnya faktor non genetik, yakni lingkungan dan kehidupan sosial,” katanya.
Dr Lutterat mengatakan, awalnya, anoreksia memang gangguan genetik. “Namun beberapa dekade terakhir, anoreksia lebih dipengaruhi faktor sosial, bukan genetika," tegasnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Faktor yang lebih berpengaruh dalam memunculkan anoreksia sebenarnya faktor non genetik, yakni lingkungan dan kehidupan sosial,” katanya.