Ternyata Ini Fungsi Keberadaan Pria di Dunia

Ilustrasi sperma
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Sperma pria memiliki kontribusi yang besar dalam reproduksi. Namun, ilmuwan biologi mengklaim telah menemukan fungsi penting eksistensi pria di dunia ini.

Dilansir melalui Reuters, Rabu 20 Mei 2015, ilmuwan dari Inggris menjelaskan jika pria dibutuhkan untuk sebuah proses yang disebut "seleksi seksual". Proses ini disebut sebagai cara untuk membantu spesies menangkal penyakit dan menghindari kepunahan.

Sebuah sistem di mana keturunan diproduksi tanpa seks, seperti di semua populasi aseksual wanita, akan jauh lebih efisien dalam mereproduksi keturunan dalam jumlah besar.

Tiga Ciuman Ajaib Ini Bikin Wanita 'Meleleh'

Namun, peneliti, yang telah mempublikasikan penelitiannya di jurnal Nature, menemukan bahwa seleksi seksual, yang mengharuskan pria bersaing agar bisa dipilih oleh wanita, mampu meningkatkan pola gen dan kesehatan penduduk. Ini membuktikan bahwa pria menjadi hal penting dalam kehidupan.

Jika tidak ada seleksi, tidak ada seks atau keinginan untuk berkompetisi, populasi akan mengalami kelemahan genetik dan membuat mereka mudah punah.

"Kompetisi di antara pria untuk reproduksi menyediakan keuntungan yang cukup penting. Hal ini meningkatkan kesehatan gen dari penduduk. Seleksi seksual mencapai ini dengan bertindak sebagai penyaring untuk menghilangkan mutasi genetik, membantu manusia untuk tumbuh dan menghindari kepunahan jangka panjang," ujar Matt Gage, peneliti dari University of East Anglia, Inggris.

Hampir semua spesies multisel bereproduksi menggunakan seks, namun keberadaannya tidak bisa dijelaskan dengan mudah secara biologis, karena seks memiliki kelemahan besar. Ini termasuk setengah dari keturunan anak perempuan akan memproduksi keturunan mereka sendiri.

Dalam studi tersebut, Gage dan timnya melibatkan Kumbang Tribolium dengan durasi penelitian selama 10 tahun berada di bawah kondisi lab yang terkendali. Satu-satunya perbedaan antara populasi itu adalah intensitas seleksi seksual selama tahap reproduksi setiap kumbang dewasa.

Peneliti menciptakan kondisi berbeda dengan kekuatan seleksi seksual sangat beragam. Sebanyak 90 kumbang jantan berkompetisi untuk mendapatkan 10 kumbang betina. Bahkan sampai pada ketiadaan seleksi seksual dengan pasangan monogami, di mana betina tidak memiliki pilihan dan si jantan tidak harus berkompetisi.

Setelah tujuh tahun reproduksi, menghadirkan sekitar 50 generasi, ilmuwan menemukan jika populasi yang hadir karena seleksi seksual terlihat lebih kuat dan bugar. Mereka juga lebih tahan terhadap kepunahan dalam menghadapi perkawinan sedarah.

Sebaliknya, terjadi pada keturunan tanpa seleksi seksual. Kebanyakan mereka mengalami penurunan kesehatan dan punah pada generasi kesepuluh. (art)

Pria hidup di gua.

Tidak Bisa Sewa Rumah, Pria Ini Hidup di Gua Selama 40 Tahun

Ia senang hidup menyendiri.

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2016