Menuju Hawaii, Pesawat Solar Impulse 2 Jalani Misi Terberat

Solar Impulse 2 Tiba di Muscat
Sumber :
  • REUTERS/Jean Revillard/Handout via Reuters

VIVA.co.id - Pesawat bertenaga surya, Solar Impulse 2, akhirnya terbang menuju Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat dari Nanjing, Tiongkok.

Rute terbang itu merupakan rute ketujuh yang dilalui pesawat yang menjalankan misi keliling dunia tersebut.

Dikutip dari Phys, Senin 1 Juni 2015, peawat berawak dua orang itu lepas landas dari Bandara Internasional Lukou, Nanjing, pada Minggu dini hari, 31 Mei 2015 waktu setempat. Dilaporkan, setelah sehari terbang, pesawat buatan Swiss itu kini sampai di atas Laut Jepang.

Rute penerbangan tahap ini merupakan tahap yang paling sulit sepanjang perjalanan Solar Impulse 2. Rute Nanjing ke Hawaii diperkirakan membutuhkan enam hari enam malam terbang tanpa berhenti.

Pilot Andre Borschberg sempat memberitahukan kepada tim pesawat bahwa setelah sehari, pesawat sudah berada di melewati Korea Utara, dan kini berada di atas Jepang.

Misi panjang ini akan menempuh 8.500 kilometer untuk terbang dari Nanjing ke Hawaii.

"Saya menyilangkan jari saya dan saya berharap melintasi Pasifik. Kami melihat cuaca yang bagus, yang berarti kami memiliki koridor yang stabil untuk menuju Hawaii," kata Borschberg, sesaat sebelum menaiki kokpit pesawat untuk lepas landas, dilansir dari The Guardian.

Memang selama ini, penerbangan pesawat ini masih terkendala dengan kondisi cuaca. Beberapa kali pesawat menunda penerbangan akibat adanya cuaca yang buruk, termasuk saat akan melanjutkan penerbangan ke Hawaii di Nanjing.

Namun, untuk misi penerbangan ketujuh menuju Hawaii ini, sejauh ini tak ada pesawat tak menemui ancaman cuaca seperti badai topan, yang menghalangi pesawat saat menjelajahi langit Asia.

"Saya sangat yakin, kami seharusnya mampu untuk melalui dan menemukan jalur yang besar," kata dia.

Dalam skema tim pesawat, saat siang hari, Solar Impulse 2 terbang mencapai ketinggian 9.000 meter. Ketinggian itu, agar pesawat mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup untuk mengisi panel surta pesawat.

Pecahkan Rekor, Baterai Pesawat Solar Impulse 2 Jadi Tumbal

Kemudian pada malam hari, mesin pesawat akan mati dan akan terbang pelan dan turun hinga 1000 meter dari ketinggian siang hari. Kemudian, saat baterai pesawat tinggal 5-10 persen, Solar Impulse2 harus menemukan langit tanpa awan, untuk mengisi ulang baterai pesawat pada pagi hari.

Mengenai kemungkinan terburuk, misalnya mesin pesawat gagal, tim pesawat sudah mempersiapkan bandara di Jepang sebagai pendaratan darurat. Tim mengatakan tidak mempersiapkan pendaratan darurat di laut terbuka.

Tetapi, Borschberg dan koleganya mengatakan siap dengan berbagai kemungkinan terburuk. Sebelumnya, ia mengatakan para awak akan memiliki parasut.

"Kami memiliki perakit dan tahu bagaimana menggunakannya. Tentu saja, kami berharap tak perlu melakukan itu," kata dia.

Sebelumnya, Solar Impulse 2 memulai misi terbang keliling dunia pertama kali dengan terbang dari Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) pada awal Maret lalu. Misi ini direncanakan menjalani 12 tahap penerbangan keliling dunia.

Solar Impulse 2 Lalui Setengah Penerbangan Menuju Hawaii

Setelah lepas landas pertama kali dari Abu Dhabi pesawat menuju Muscat (Oman), kemudian Ahmedabad (India), Varanasi (India), Mandalay (Myanmar), Chongqing (Tiongkok), dan Nanjing (Tiongkok).

Rute selanjutnya menuju Hawaii (AS), Phoenix (AS), Midwest (AS), New York (AS), kemudian melintasi Samudera Atlantik menuju Eropa Selatan, atau Afrika Utara dan kembali lagi ke Abu Dhabi.

Pesawat Solar Impulse 2 yang memiliki bentang sayap hingga 72 meter dijadwalkan menjalani misi keliling dunia dengan catatan penerbangan 35 ribu kilometer dan akan melintas dua samudera. Misi ini akan membutuhkan total 25 hari penerbangan dalam waktu lima bulan. (asp)

Solar Impulse 2, sebuah pesawat bertenaga surya, tiba di bandara di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 26 Juli 2016.

Terungkap, Misi Lanjutan Inisiator Pesawat Tenaga Surya

Inisiator Solar Impulse 2 ingin bikin drone tenaga surya

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2016