Pakar Matematika Jelaskan Misteri Pesawat MH370

Pesawat Boeing milik Malaysia Airlines
Sumber :
  • Planespotter/Bruno Muthelet

VIVA.co.id - Setahun lebih tragedi hilangnya Malaysia Airlines 370 (MH370) masih menyisakan misteri. Berbagai upaya keras pencarian telah dilakukan.

Sudah Terbang, Ternyata Pilot Ini Salah Jalur

Area pencarian juga diperluas hingga saat ini. Tapi belum ada tanda-tanda pesawat dengan rute Kuala Lumpur, Malaysia dengan tujuan Beijing, China, itu ditemukan.

Misteri juga menyelubungi seputar bagaimana pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan kru itu jatuh dan tenggelam. Para pakar lintas ilmu mencoba mengungkap bagaimana misteri tersebut.

Dikutip dari Phys.org, Selasa 9 Juni 2015, studi yang dipimpin pakar matematikawan terapan Texas A&M University di Qatar, Goong Chen, berkesimpulan pesawat MH370 jatuh ke laut dengan posisi vertikal.

Dalam menjalankan studi, Chen didukung oleh peneliti lain di Texas A&M University di College Station, Texas (AS), Penn State (AS), Virginia Tech (AS), MIT (AS) dan the Qatar Environment and Energy Research Institute (QEERI).

Teori yang dihasilkan peneliti itu menjelaskan kenapa tak ada puing atau tumpahan minyak yang ditemukan di lautan.

Untuk sampai pada kesimpulan itu, tim peneliti melakukan simulasi komputer berbasis matematika terapan dan dinamika fluida komputasional. Studi itu melakukan simulasi numerik teori jatuhnya pesawat jenis Boeing 777 itu pada Superkomputer RAAD di kampus Texas A&M University, Qatar.

Tim menjalankan lima skenario berbeda jatuhnya MH370. Salah satu simulasi jatuhnya MH370 seperti pengalaman penerbangan US Airways 1549 yang mendarat di tengah Sungai Hudson, New York City, AS.

Dari hasil simulasi itu, tim peneliti berkesimpulan pesawat nahas itu jatuh ke laut dari sudut vertikal atau curam, dalam posisi 90 derajat.

Teori ini diperkuat pada fakta sampai saat ini, tak ditemukan puing pesawat.

Soal kenapa tak ada puing ditemukan, Chen menyampaikan alasan dari studi tersebut.

Cegah Pesawat Hilang, Uni Eropa Keluarkan Aturan Baru

Simulasi dinamika fluida menunjukkan, saat pesawat terjun dalam sudut vertikal, maka badan pesawat tidak akan mendapatkan momen benturan besar yang memecahkan atau mematahkan badan pesawat.

Masuknya pesawat ke laut dalam sudut vertikal, kata Chen, maka burung besi itu masuk dengan 'sangat halus', dan hanya mengalami momen benturan kecil. Hal itu berbeda jika pesawat jatuh ke laut dalam posisi sudut yang lain, atau kurang curam. Kata dia, maka ceritanya akan lain, badan pesawat pecah dan puing pesawat muncul di permukaan laut.

Jadi karena terjun ke laut dalam sudut 90 derajat, pesawat cenderung tak mengalami 'kegagalan global' atau pecah saat masuk ke dalam permukaan laut.

Hal itulah yang menjelaskan kebapa sejauh ini, pencarian sampai lebih dari setahun tak menemukan puing pesawat.

"Apa yang benar-benar terjadi pada MH370 tetap masih menjadi misteri, sampai suatu hari nanti kotak hitam akhirnya dipulihkan dan diterjemahkan," jelas dia.

Untuk membantu mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat itu, perlu ada studi lebih lanjut. Tapi soal teori jatuhnya pesawat, menurut Chen, ia yakin dengan teorinya tersebut. Keyakinan itu perlu didukung dengan uji forensik.

"Forensik sangat mendukung MH370 terjun ke laut dalam posisi menukik tajam," jelasnya.

Warga Filipina Mengaku Temukan Puing MH370

Hasil studi ini telah mmenjadi topik utama dalam Notices of the American Mathematical Society, edisi April 2015.

Penelitian tim Chen mendapat bantuan dana hibah dari QNRF National Priority Research Project Grant. (ren)

Mendoakan penumpang dan awak pesawat MH370 yang hilang

MH370 Diperkirakan Terjun ke Laut dengan Kecepatan Tinggi

Namun, belum terbukti apakah pilot menjatuhkan pesawat dengan sengaja.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016