Dokter China Klaim Sukses Transplantasi 1.000 Kepala Tikus

Transplantasi kepala tikus
Sumber :
  • Independent.co.uk
VIVA.co.id
11 Manfaat Menakjubkan Bawang Putih dan Susu
- Dokter yang berasal dari China ini mengklaim telah berhasil melakukan transplantasi kepala tikus berkali-kali. Total sudah ada 1.000 tikus dalam koleksinya yang memiliki kepala berbeda dari tubuh.

Efek Donor Organ bagi Tubuh Manusia

Dokter kontroversial itu bernama Xiaoping Ren. Dia membuktikan ucapannya dengan mengundang harian
Alasan Tubuh Butuh Asupan Antioksidan dari Luar
Wall Street Journal untuk menyaksikan operasi transplantasi kepala tikus yang berlangsung selama 10 jam. Terlihat setelah transplantasi dilakukan, tikus itu dapat bergerak dan bernapas, bahkan membuka mata dan minum air.


Namun, dilansir melalui
Independent.co.uk
, Selasa 9 Juni 2015, transplantasi yang dilakukan Dr. Ren terhadap tikus-tikus itu tidak berlangsung lama. Usai operasi penukaran kepala, tikus itu hanya bisa hidup dalam beberapa menit saja.


"Saya sedang mencoba menyempurnakan prosedur dengan menggunakan tabung kecil yang bisa membawa darah yang teroksigenisasi dari otak ke tubuh," klaim Ren.


Setelah merasa sukses dengan transplantasi 1.000 kepala tikus, Ren berencana untuk melakukan operasi yang sama dengan menggunakan monyet.


"Saya berharap primata ini bisa hidup, walaupun tidak dalam waktu lama," ujarnya.


Ren membantah dengan keras jika hasil karyanya dianggap sebagai upaya yang sembrono. Dia menyamakan hal ini dengan transplantasi tangan yang lebih umum dilakukan dan tidak terlalu berisiko. Bahkan dia yakin jika penelitiannya suatu saat bisa membantu pasien untuk memiliki kepala yang sehat dan terbebas dari penyakit cedera tulang belakang.


Banyak ilmuwan yang menganggap operasi ini sebagai hal yang kontroversial, mengingat sulit dan rumitnya pola otak manusia yang terhubung dengan tubuh. Namun seorang ilmuwan dari Harvard mengaku yakin jika transplantasi kepala akan menjadi operasi yang umum dilakukan masyarakat di masa depan.


"Yang menjadi masalah adalah menentukan identitas perpaduan kepala dan tubuh yang telah ditransplantasi. Apakah menggunakan identitas pendonor atau penerima donor. Namun begitu ini akan menjadi suatu hal yang sering kita lihat dalam beberapa tahun ke depan, khususnya di China," ujar Robert Truog,
Director of the Center for Bioethics  Harvard Medical School.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya