Dari 12 Profesi Prioritas MEA, Baru Satu yang Tersertifikasi

Kawasan Pariwisata Belitung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id
Indonesia Dukung Sentralisasi ASEAN
- Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Sumarna F Abudurahman menilai,  Indonesia sudah terlambat melakukan sertifikasi profesi guna menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai awal tahun depan. 

Industri Makanan Kemasan Jawara di ASEAN
Dilansir dari situs resmi Sekretariat Kabinet (setkab.go.id), Selasa 9 Juni 2015, dia mengatakan dari 12 sektor profesi yang mendesak untuk diprioritaskan dalam program sertifikasi, baru satu sektor yang sudah dilakukan dan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo. Sektor tersebut adalah pariwisata, saat ini kompetensinya sudah diakui di ASEAN.  

Bersaing di MEA, Koperasi Jadi Solusi Pengusaha Kecil
Namun dibanding negara ASEAN lainnya seperti Filipina, sektor pariwisata Indonesia tetap tertinggal. Sebab, di negara tersebut saat ini sudah ada 600 ribu tenaga kerja pariwisata yang bersertifikat ASEAN. Sementara Indonesia baru  7 April lalu, ia memberikan sertifikat perdana di Denpasar sebanyak 400 orang. 

"Kami melakukan uji untuk tenaga perhotelan di Bali, dengan standar ASEAN," ujarnya.

Sementara sektor-sektor lainnya seperti agrobisnis, dan kehutanan serta beberapa sektor jasa lainnya,  infrastruktur untuk sertifikasi dan peningkatan kualitas sumber daya alam (SDA) itu relatif belum dibangun dengan baik. Padahal ke 11 sektor lainya tersebu berpotensi besar dorong perekonomian. 

Guna mempercepat proses sertifikasi 11 sektor lainnya, dia mengatakan, pihaknya akan mengadopsi standar kompetensi yang diterapkan oleh negara tetangga, salah satunya Australia. Karena selama ini negara-negara di ASEAN menjadikan Australia sebagai kiblatnya sertifikasi profesi. 

"Pihak Autralia sudah mengeluarkan surat resmi dari departemen pendidikan dan pelatihannya, bahwa BNSP diizinkan untuk mengadopsi standar kompetensi untuk 12 sektor prioritas ASEAN, ujarnya.

Dengan upaya ini diharapkan pada akhirtahun akan ada 120 ribu tenaga kerja di 12 sektor yang bersertifikat ASEAN. 

"Mudah-mudahan ini bisa tercapai karena anggaran kami baru cair 1 Juni yang lalu," tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya