Dordoran, Meriam Khas Ramadhan Kini Dibuat dari Kaleng Bekas

Dordoran, Meriam Khas Ramadhan Kini Dibuat dari Kaleng Bekas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani

VIVA.co.id – Di Madiun, Jawa Timur, meriam bambu disebut dengan dordoran. Tetapi, kini dordoran bukan lagi dibuat dari bambu, melainkan dari kaleng bekas.

Mainan yang hanya muncul pada bulan Ramadhan ini, dulu memang terbuat dari bambu.

Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.

“Baru tiga tahun belakangan ini, dibuat dari kaleng limbah. Bisa dari kaleng penyemprot nyamuk, atau kaleng lain yang ukurannya sama. Ada juga kaleng yang ukurannya kecil, bisa digunakan, asal sama diamaternya,” kata Heru Suprapto, warga Kabupaten Madiun, pembuat dordoran.

Menurut Heru, untuk mendapatkan limbah kaleng, ia harus berkeliling ke pengepul barang rongsok. “Saya juga memesan kepada pengepul barang rongsok, agar kaleng limbah itu dikumpulkan untuk saya beli,” kata Heru, Kamis 18 Juni 2015.

Satu dordoran, panjangnya bervariasi, antara 90 sentimeter hingga 150 sentimeter. “Semakin panjang, semakin mahal. Harganya berkisar antara Rp40 ribu hingga Rp90 ribu,” ujar Heru, yang memanfaatkan rumahnya untuk membuat sekaligus menjual dordoran.

Setelah memotong bagian ujung dan pangkal kaleng, lalu disambung satu sama lain menggunakan lem besi, dan dilapisi dengan lakban hitam. “Bagian bawah ditempel dengan leher botol minuman mineral, agar bisa ditutup. Lubang ini untuk memasukkan spiritus sebagai bahan ledaknya,” katanya.

Untuk menghasilkan api, digunakan pemantik kompor gas. “Kalau bisa didapatkan dari pengepul rongsok, ya, kami gunakan itu. Tetapi, kalau tidak dapat, harus beli pemantik kompor gas,” tuturnya.

Pemantik itu dibautkan pada kaleng bagian bawah berdekatan dengan lubang botol air mineral.

Cara memainkannya, untuk menghasilkan uap spiritus, cairan dimasukkan dalam botol sprayer, lalu disemprotkan pada bagian bawah dari lubang botol air mineral. Setelah ditutup tinggal memutar pemantik. Dordoran pun meledak.

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

“Semakin banyak spiritus disemprotkan, semakin keras bunyi dordoran,” ucapnya. Selain menjual dordoran, Heru juga menjual spiritus dan sprayer-nya.

Sebulan sebelum bulan Ramadhan tiba, Heru sudah mulai memproduksi dordoran. Kadang ia harus memesan kaleng bekas dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Hingga kini, sudah lebih dari 200 buah dordoran sudah terjual. Anak-anak biasanya memainkan dordoran sembari menunggu waktu berbuka.

“Dibanding dengan dordoran bambu atau meriam bambu, jelas ini lebih aman. Apalagi dibanding dengan mercon, jauh lebih aman. Selain itu, juga mudah dibawa ke mana-mana karena ringan,” katanya. (art)

Warga India

MA India Izinkan Puasa Sampai Mati

Pengikut Jain mempraktikan tidak makan, minum dan bersenang-senang.

img_title
VIVA.co.id
1 September 2015