Tangan Anak Patah saat Bermain di Angry Birds Park Johor

VIVA.co.id
Longsor di Johor Bahru, Dua WNI Jadi Korban
- Pada 7 hingga 14 April 2015, saya mengajak istri dan ketiga anak kami mengunjungi Malaysia untuk berlibur. Kami memilih Johor Bahru karena begitu banyak promosi tentang tempat kunjungan wisata di daerah ini, terutama tempat permainan anak-anak, seperti Angry Birds Park, Hello Kitty Town, The Little Big Club, dan The Legoland. Untuk menikmati keempat permainan anak inilah kami datang ke Johor.

Motor Rp10 Jutaan Buatan Malaysia Tebar Pesona di Indonesia
 
Polisi Sita Ribuan Ekstasi dari Jaringan Narkoba Malaysia
Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Angry Birds Park (ANGRY BIRDS PARK JOHOR). Selain lokasinya dekat dengan hotel kami, juga karena anak-anak kami sangat menyukai icon Angry Birds. Kami tiba di ANGRY BIDS PARK JOHOR sekitar jam 13.00 siang.
 
Sebetulnya tidak ada yang istimewa dengan tempat ini dibanding tempat permainan lain yang pernah kami kunjungi, selain dari icon Angry Birds yang terpajang di mana-mana. Justru yang mencolok adalah tidak adanya staff yang betul-betul stand by di setiap jenis permainan terutama jenis permainan berisiko seperti trampolin, scooter track, panjat tali, dsb. Tidak ada satu pun staf ANGRY BIRDS PARK JOHOR yang menjaga dan mengarahkan para pengunjung yang tentunya mayoritas anak-anak agar terhindar dari risiko seperti cedera dan sebagainya.  Para staf itu malah bergerombol di beberapa sudut, duduk, mengobrol dan bercanda sesama mereka.
 
Bahkan di awal kami masuk, saya melihat ada beberapa orang staff sedang bermain di tiga trampolin, yang belakangan baru saya tahu bahwa masing-masing trampolin itu seharusnya ada batas umurnya, yaitu untuk 3-5 tahun, 5-10 tahun dan terakhir 10 tahun ke atas. Mereka meloncat-loncat begitu tinggi dan bahkan beberapa kali melakukan gerakan SALTO. Beberapa pengunjung, baik orang tua maupun anak-anak, menyaksikan “pertunjukan” itu.  Sangat jelas tindakan ini berpotensi untuk ditiru oleh anak-anak dan pengunjung lainnya.
 

Sekitar pukul 17.00 anak kami yang berusia sekitar 3 tahun mencoba bermain di trampolin untuk seusianya. Saya sendiri menjaganya dari luar sisi luar trampolin. Staff yang semula berakrobat di tempat itu sudah hilang entah ke mana. Praktis tidak ada satu pun staff ANGRY BIDS PARK JOHOR yang berjaga di situ. Karena tidak adanya penjaga, anak lain yang usianya di atas 5 tahun tiba-tiba ikut loncat di trampolin itu. Akibatnya anak kami terpental agak tinggi dan jatuh dengan posisi tangan menahan di bawah. Sebetulnya posisi jatuhnya masih di dalam trampolin, namun fatalnya trampolin ini terbuat dari bahan kawat keras sehingga mengakibatkan tangan anak kami PATAH SEKETIKA. Saya bisa melihat dan merasakan tangan kirinya terkulai tidak bergerak.

 

Anak kami menangis sejadi-jadinya karena kesakitan dan segera saya gendong. Dia menangis kesakitan, yang saya yakin suaranya SANGAT KENCANG (patah tangan, lho). Sambil menggendong anak kami, secepat mungkin saya berlari menuju meja resepsionis dengan harapan akan mendapatkan pertolongan secepatnya.  Istri dan kedua anak kami yang lain pun ikut berlarian di belakang saya. Dalam kondisi ini, TIDAK ADA satupun staff ANGRY BIDS PARK JOHOR yang menghampiri kami. Bahkan satu orang staff ANGRY BIDS PARK JOHOR yang berjarak beberapa meter dari kami hanya DUDUK TERDIAM tanpa bereaksi sedikit pun melihat kami berlarian sambil menggendong anak kami. Dan begitu sampai di meja resepsionis, sungguh saya KECEWA karena dikatakan TIDAK ADA DOKTER YANG STAND BY, tidak ada peralatan P3K, tidak ada yang mengerti P3K, dan lebih parahnya tidak ada yang tahu Rumah Sakit mana yang harus dituju untuk menangani kecelakaan seperti ini.

 

Setelah sempat bersitegang dengan para staff di situ meminta agar ada yang mengantar kami ke RS, sekitar sepuluh menit kemudian, barulah manager operasional ANGRY BIDS PARK JOHOR, ibu Zarina, turun dan mengantarkan kami dengan mobilnya. Namun sayangnya yang bersangkutan pun tidak tahu harus membawa kami ke RS mana. Berputar-putar kami dibawa ke beberapa klinik, sekitar 5 klinik kecil, dan tidak satu pun yang bisa menerima kami dengan alasan tidak punya alat sinar X. Kondisi tangan anak kami sudah SANGAT BENGKAK dan dia terus menangis kesakitan. Apalagi di saat kami harus naik turun mobil di setiap klinik yang kami datangi.

 

DUA JAM LEBIH perjalanan kami mencari RS ini. Baru sekitar pukul 19.30 kami sampai di RS KPJ Johor. Hasil sinar X dan diagnosa dokter menyatakan bahwa tangan anak kami patah di bagian siku. Dokter pun menyatakan bahwa penanganannya amat SANGAT TERLAMBAT karena tangannya sudah sangat  bengkak sehingga gips yang dipasang pun tidak maksimal. Jam 21.00 dokter memasangkan GIPS dan anak kami diharuskan menginap di RS.

 

Kejadian ini mengakibatkan rencana perjalanan wisata kami di Johor dan Kuala Lumpur menjadi berantakan. Tiket masuk ke beberapa tempat wisata, tiket pesawat dan hotel yang sudah kami persiapkan jauh hari sebelumnya menjadi mubazir. Terlebih seluruh biaya pengobatan KAMI JUGA YANG HARUS MENANGGUNGNYA

 

Berdasarkan pengalaman kami ini ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan, antara lain:

 

1.      Rasa sakit yang luar biasa yang dialami anak kami atas kondisi tangannya membuat kami sangat terpukul. Terlebih lagi  kami masih belum tahu kelanjutan tangan anak kami, apakah bisa kembali seperti semula atau tidak. Sampai dengan sekarang sudah DUA KALI OPERASI BESAR yang harus dijalani anak kecil kami yang belum genap berusia 4 tahun ini. Peristiwa ini tidak dapat diukur dengan uang berapapun.

 

2.      Kami sangat kecewa terhadap apa yang kami alami di ANGRY BIRDS PARK JOHOR dan dengan tidak adanya itikad baik dari management ANGRY BIRDS PARK JOHOR untuk sekedar MENGHUBUNGI KAMI, apalagi sampai mengganti semua kerugian yang kami alami, baik moril maupun materiil.

 

3.      Saya meminta agar ANGRY BIRDS PARK JOHOR lebih memperketat pengawasan keselamatan pengunjung (yang mayoritas anak-anak) oleh para staf dan meningkatkan KEAMANAN permainan yang tersedia, termasuk MATERIAL yang digunakan, agar tidak berbahaya dan memakan korban lebih banyak lagi demi nama baik ANGRY BIRDS PARK JOHOR sendiri.

 

4.      Saya berharap ANGRY BIRDS PARK JOHOR menyediakan fasilitas penanganan pertama pada kecelakaan pengunjung. Serta melengkapi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR bila terjadi kecelakaan, baik menyediakan dokter jaga atau daftar nomor telepon rumah sakit terdekat, guna mengantisipasi hal-hal urgen yang tidak diinginkan.

 

5.      Saya mengingatkan para pembaca atau wisatawan yang akan datang ke ANGRY BIRDS PARK JOHOR, untuk ekstra hati-hati dengan permainan trampolin atau mainan lainnya karena bisa berbahaya bagi anak-anak. Tidak ada jaminan keselamatan dalam bentuk apapun yang bisa mereka berikan kepada kita, pengunjungnya.

 

6.      Saya sangat berharap agar kejadian yang menimpa kami tidak terulang lagi kepada siapapun juga, terutama warga Indonesia yang notabene menjadi salah satu target wisatawan terdekat dari Johor. Percaya saya, di Indonesia masih banyak tempat permainan yang lebih bagus dan jauh lebih aman bagi anak-anak, dibandingkan dengan jauh-jauh datang ke Johor, hanya untuk membuat anak kita luka parah.

 

7.      Saya juga berharap ROVIO Entertainment dan Dinas Pariwisata Johor Bahru untuk melakukan TINJAUAN terhadap keamanan mainan-mainan yang tersedia, agar tidak memakan korban lebih banyak lagi. Apakah layak dikaji ulang mengenai izin penyelenggaraan atau mainan-mainan tempat wisata ANGRY BIRDS PARK JOHOR ini?

 

8.      Surat pembaca ini juga saya tujukan kepada management ANGRY BIRDS PARK JOHOR, yang sama sekali belum mem-FOLLOW UP perkembangan anak kami, agar mau BERTANGGUNG JAWAB atas kelalaian yang mengakibatkan kerugian di pihak kami, baik moril maupun materiil.

 

9.      Surat pembaca ini saya tulis dengan tidak bermaksud membuat kerugian pada pihak ANGRY BIRDS PARK JOHOR. Saya bersedia untuk berdiskusi lebih lanjut secara musyawarah untuk mufakat. Kurang lebihnya mohon maaf, itikad saya menulis surat ini semata-mata murni agar tidak kembali terjadi pada anak-anak lainnya.

 

 

 

Salam Hormat,

 

Indra Hidayatullah

Ciputat, Tangerang Selatan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya