Keluarga Bantah Noer Baety Dibunuh Hari Kamis

Nur Baety Rofiq, jurnalis yang terbunuh di rumahnya.
Sumber :
VIVA.co.id
Polisi Ringkus Bangor, Geng Remaja Sadis
- Kakak wartawati Noer Baety Rofiq, Naharus Surur, menepis keterangan polisi yang menyebut adiknya tewas dibunuh pada Kamis, 2 Juli 2015. Naharus mengaku masih berkomunikasi dengan almarhumah adiknya dengan menggunakan aplikasi pesan pendek, Line. 

Usai Bunuh Wartawati Baety, Para Pelaku Kebagian Rp500.000
Ditemui di kantor Polres Depok pada Selasa, 21 Juli 2015, Naharus mengatakan dia dan almarhumah ketika itu masih membahas mengenai Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015. 

Didatangi Korban dalam Mimpi, Algojo Noer Baety Minta Maaf
"Almarhumah sekitar pukul 05:30 WIB masih komunikasi dengan anak saya pakai Line. Menanyakan SBMPTN," kata Naharus. 

Sementara, polisi menegaskan korban dibunuh hari Kamis. Sebelumnya, sempat muncul pemberitaan wartawati berusia 44 tahun itu dibunuh pada hari Sabtu, 4 Juli 2015. Polisi berkesimpulan demikian usai meminta keterangan terhadap otak pembunuhan, Deni Setiawan alias Ngemeng. 

"Ternyata (korban) dieksekusi  hari Kamis bukan Sabtu tanggal 4 Juli. Tadi sudah dikonfrontir ulang terhadap Deni, otak dari aksi ini," ujar Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono. 

Di tempat yang sama, Dwiyono mengatakan antara korban dan tersangka sudah pernah terjadi beberapa kali komunikasi. Tersangka diketahui sempat kerja di dekat rumah korban sebagai kuli bangunan. 

"Nah, dia sering lihat korban buang sampah. Korban juga sempat menegur pelaku beberapa kali karena mobil untuk mengambil puing menghalangi motor korban," papar Dwiyono. 

Sementara, usai membunuh korban, pelaku masih punya nyali untuk kembali ke lokasi pembunuhan pada Rabu, 15 Juli 2015. Alasannya, mereka ingin mencari barang pribadi milik korban yang masih tersisa. 

Namun, mereka sempat dipergoki oleh salah satu saksi (tetangga korban). 

"Pas mereka terpergok, akhirnya enggak jadi masuk. Pelaku memilih pergi. Dari keterangan saksi yang curiga inilah kami mulai menelusuri jejak para pelaku," kata dia. 

Dalam release yang digelar di kantor Kapolres, polisi sempat menunjukkan barang bukti kejahatan tersangka yakni pisau yang digunakan untuk menghabisi korban dan kamera. Semula, polisi juga ingin menunjukkan laptop milik korban, tetapi belakangan batal dilakukan. 

Polisi beralasan masih terus mengembangkan kasus ini. Namun, tidak ada jawaban pasti dari polisi, mengapa laptop tidak ikut ditunjukkan ke media. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya