- ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan, rencana pembangunan proyek kilang dan penampungan BBM atau storage tetap akan berjalan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan Sudirman menanggapi kritik yang dilontarkan Menteri Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli di sela-sela rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Rizal mengkritik proyek pembangunan ini karena dianggap bukan prioritas yang saat ini dibutuhkan oleh Indonesia.
"(Pembangunan) ini skemanya diperluas tidak semata-mata oleh Pertamina. Bukan berarti dibatalkan. Pertamina bangun, swastanya juga bangun. Bahkan mungkin di beberapa tempat yang kemungkinan kerja sama Pertamina dengan swasta," kata Sudirman di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 9 September 2015.
Ia menjelaskan, dalam pembangunan storage ini, Pertamina harus tetap dilibatkan. Karena menurut dia, jika nantinya proyek ini diserahkan sepenuhnya kepada swasta, pemerintah tidak mempunyai kendali penuh.
"Kita akan dorong ke sana (pihak swasta), tetapi tetap harus ada stok yang bisa dikontrol sendiri (oleh pemerintah). Intinya sekarang dari yang 21 hari menuju 30 hari itu harus urusan Pertamina. Lalu ke atasnya apakah swasta atau negara, yang terpenting skemanya tidak harus (dibebankan) ke Pertamina semua," ujarnya menjelaskan.
Sebelumnya, Rizal Ramli mengkritik rencana pembangunan storage karena dianggap bukan kebutuhan yang mendesak dan tidak menjadi prioritas untuk Indonesia. Selain itu, proyek yang nantinya memakan dana senilai US$2,4 miliar tersebut dianggap terlalu besar untuk dibebankan kepada Pertamina.
(mus)