Sumber :
VIVA.co.id
- Di hadapan para wisudawan Universitas Nasional, di Jakarta Convention Center, Jakarta, 13 September 2015, Ketua MPR Zulkifli Hasan menceritakan, di hadapan Kongres Amerika Serikat, tahun 1956, Presiden Soekarno berpidato menguraikan Pancasila. Selepas berpidato, para anggota kongres bertepuk tangan bahkan ada yang sampai berdiri sebagai rasa kagum pada apa yang diurakan dalam pidato itu.
Mereka menyambut baik pidato Soekarno karena Pancasila mengandung nilai-nilai universal. Apa yang dilakukan oleh Soekarno itu diulang kembali di hadapan para anggota PBB tahun 1960.
Baca Juga :
Otonomi Daerah Adalah Keniscayaan
Baca Juga :
Basarah: MPR Perluas Kerjasama Sosialisasi
Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, menurut Zulkifli kita harus merefleksikan Pancasila, apakah masih diterima atau tidak.
Dikatakan Zulkifli, kecenderungan global menciptakan teknologi baru dalam bidang komunikasi. Komunikasi yang ada membuat dunia tanpa jarak dan membuat peristiwa lokal dipengaruhi globalisasi. "Globalisasi menerpa seluruh dunia," ujar Zulkifli.
Menurut Zulkifli, globalisasi yang melanda Indonesia membuat munculnya gerakan demokratisasi di satu sisi, di sisi lain mengakibatkan munculnya desentralisasi hingga etno lokal.
Tak hanya itu, desentralisasi juga mengakibatkan adanya pasar bebas.
Pasar bebas yang demikian masifnya mengakibatkan lemahnya perlindungan kepada rakyat, munculnya pelaku ekonomi yang tak terkendali, dan menjadikan pemerintah lemah dalam mengambil kebijakan karena tekanan dan pengaruh dari luar,ujarnya.
Untuk itu Zulkifli menekankan kembali agar kita membumikan Pancasila untuk menangkal segala hal negatif dari massifnya dampak globalisasi. "Perlu semangat kerja sama dan solidaritas," katanya.
Halaman Selanjutnya
Dikatakan Zulkifli, kecenderungan global menciptakan teknologi baru dalam bidang komunikasi. Komunikasi yang ada membuat dunia tanpa jarak dan membuat peristiwa lokal dipengaruhi globalisasi. "Globalisasi menerpa seluruh dunia," ujar Zulkifli.