Tiga Negara Ini Jadi Pusat Permbicaraan di Pertemuan IMF

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, beberapa waktu lalu bertolak ke Peru untuk menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan negara-negara G-20.

Bambang mengungkapkan, dalam pertemuannya dengan Bos IMF, Lagarde dan anggota G-20, negara-negara yang berisiko sistemik memengaruhi perekonomian negara berkembang secara global dibahas dengan detail.

Negara-negara yang dimaksud yakni, Tiongkok, Brasil, dan Turki. Di mana Negeri Tirai Bambu itu dinilai paling berisiko, karena beberapa langkah kebijakan yang diterapkan Tiongkok dapat menyebar cepat negara lain, khususnya di kawasan.

"Intinya, kondisi ekonomi dunia yang dianggap risiko terbesar adalah gejolak ekonomi Tiongkok. Kemarin yang dibahas Tiongkok, Brasil, Turki. Ini tiga negara maju yang punya risiko yang agak signifikan," ujar Bambang, saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Kamis 15 Oktober 2015,
IMF: Reformasi Subsidi Energi RI Bisa Jadi Percontohan

Selain itu, menurut Bambang, rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan suku bunganya masih menjadi kekhawatiran negara berkembang.
IMF: RI Salah Satu Negara Berkembang Berkinerja Terbaik

Dalam kesempatan itu, Indonesia menyampaikan sikapnya, agar The Fed segera mengambil keputusan mengenai hal ini. Sehingga, spekulasi pasar keuangan tidak terus berlanjut.
Tax Amnesty, IMF Dituding Takut Kehilangan Pengaruh di RI

"Untuk negara maju, kenaikan suku bunga AS masih mengemuka. Sebagian menginginkan kepastian, dan sebagian minta ditunda dulu. Buat kami, sebenarnya kepastian lebih penting. Karena itu, yang bisa redam gejolak," kata dia. (asp)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

DPD Minta Menkeu Tak Sembarang Sunat Anggaran Daerah

Jangan potong pembiayaan proyek daerah yang sudah masuk tahap tender.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016