Sumber :
VIVA.co.id
- Banyak pengamat mengatakan persatuan dan kesatuan Indonesia tidak akan bertahan lama. Pendapat itu didasarkan kenyataan bahwa Indonesia memiliki keberagaman yang sangat banyak. Apalagi kalau melihat nasib yang dialami Uni Soviet. Uni Soviet, yang memiliki banyak keragaman akhirnya terpecah, menjadi beberapa negara kecil.
Tapi orang lupa, Indonesia tidak sama dengan Uni Soviet. Sejak lama masyarakat Indonesia sangat toleran dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Pada 1908 misalnya, Indonesia memilih bahasa Melayu, sebagai bahasa nasional, padahal 60 persen masyarakat Indonesia adalah masyarakat Jawa.
Baca Juga :
Otonomi Daerah Adalah Keniscayaan
Selain itu, menurut Zulkifli saat terjadi perdebatan menyangkut dasar negara, Indonesia juga bisa melaluinya dengan baik. Ketika itu, umat Islam yang jumlahnya mayoritas, ternyata mau menerima dan mengakui masyarakat non muslim di Indonesia bagian timur. Sehingga Pancasila seperti yang disampaikan Soekarno pada 1 Juni akhirnya diterima sebagai dasar dan ideologi bangsa.
"Kita adalah negara yang sangat toleran dan bisa menghormati antara satu dengan yang lain. Semoga itu bisa menjadi contoh dan model bagi negara-negara lain", kata Zulkifli.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kita adalah negara yang sangat toleran dan bisa menghormati antara satu dengan yang lain. Semoga itu bisa menjadi contoh dan model bagi negara-negara lain", kata Zulkifli.