Dari Iseng-iseng, Wanita Ini Sukses Jadi Pengusaha Cokelat

La Cokelat
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko
VIVA.co.id
- Cokelat menjadi kudapan yang digemari semua kalangan usia. Berawal dari hobi, mencoba resep memasak cokelat, akhirnya Ellen Octavia berhasil menciptakan merek La Cokelat. Ia mengemas produknya dengan moto "Rasa Istimewa dengan Harga Terjangkau".

 

Produksinya antara lain praline cokelat yang dicetak kecil-kecil berisi
cashew nut, raisin, oreo, ganache, strawberry, blueberry,
dan lainnya. Harganya, hanya Rp1.500-10.000. Lalu,
Candy
satu toples Rp15 ribu-45 ribu, ChocoBar (berbentuk batangan dengan isi), Lolipop (dengan tangkai stick), aneka Gift Cokelat, dan parcel cokelat.

 

Chococard, cokelat berupa kartu ucapan, bentuk dan tulisan sesuai dengan keinginan konsumen harganya sekitar Rp15.000.
Peak season
-nya tiap hari raya seperti Lebaran, Natal, dan tahun baru, yang paling tinggi permintaannya tentu saat hari Valentine.

 

“Awalnya, setiap pulang kantor iseng-iseng bikin cokelat, lalu dibagi ke teman kantor, dicicipi tamu arisan, ternyata mereka bilang enak. Secara otodidak, saya coba berkreasi dan mengembangkannya,” ucap wanita kelahiran Bojonegoro, 28 Oktober 1974 itu.

 

Modal awalnya hanya bahan baku 1 kg cokelat Rp100 ribu. Hasilnya difoto-foto dengan ponsel untuk membuat brosur dan diunggah ke blog dengan label
La Cokelat
, berasal dari Nabila, --nama anak sulungnya--. Artinya, cokelatnya Nabila.

 

Usaha yang begitu sederhana ini, bisa diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga atau para wanita kantoran. Produksinya dikerjakan sendiri tanpa karyawan di rumahnya kawasan Jakasetia, Bekasi. Bila permintaan banyak, maka saudara dan kerabatnya turut dikaryakan.


“Konsepnya
based on order,
kami produksi berdasarkan pesanan, tidak menyetok. Banyak yang minta untuk buka gerai supaya bisa mencicipi, tapi saya selalu menyertakan
sample
. Untuk pengiriman saya memakai jasa antaran,” ujarnya.


Dengan promosi lewat internet, maka jangkauan konsumennya pun tidak sekadar Jakarta dan sekitarnya. Ellen mengaku mendapat pesanan dari berbagai daerah seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Cirebon bahkan luar Pulau Jawa, Aceh, Medan, Banjarmasin, Lampung, Manado, Balikpapan, Samarinda, dan lainnya.

Kembali Berulah, KKB Bakar Bangunan Sekolah Dasar di Intan Jaya Papua

“Agar cokelat tahan lama, tidak cepat rusak atau leleh, saya menggunakan cokelat yang berkualitas jenis Compound. Alatnya cukup sederhana, elektrik pencair cokelat dan aneka macam cetakan serta kemasan,” ungkap sarjana ekonomi jurusan akuntansi ini.
Ditanya Komika Soal Makan Siang Gratis, Ini Jawaban Gibran Rakabuming


Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Jalin Sinergi
Kualitas, rasa, kreativitas, serta pelayanan, menjadi satu kesatuan kunci sukses yang harus dijaga demi berkembangnya bisnis cokelatnya.
Praktisi CSR, ESG, dan Sustainability di Indonesia, Rio Zakarias

Praktisi Tegaskan Karyawan Harus Jadi Prioritas Utama Penerima Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Karyawan harus menjadi prioritas utama penerima manfaat sebelum aktivitas tersebut dialihkan kepada pihak eksternal seperti masyarakat atau konsumen.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024