Pengusaha Pesimis Ekonomi RI 2016 Tumbuh Sesuai Target

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia, Hariyadi B. Sukamdani
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016, tumbuh lebih rendah daripada asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. 

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Apindo memproyeksikan, pertumbuhan Indonesia bakal tumbuh 5,5 persen.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
"Kami memprediksi pertumbuhan ekonomi kita 5,5 persen," kata Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers di kantor pusat Apindo, Menara Permata Kuningan, Jakarta, Senin 14 Desember 2015.

Sekadar informasi, asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2016 sebesar 5,8 - 6,2 persen.

Hariyadi mengatakan, proyeksi tersebut didasari beberapa pertimbangan ekonomi global dan reformasi ekonomi dalam negeri. 

Perkembangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap ekonomi nasional 2016, di antaranya adalah perekonomian negara berkembang (emerging market) yang mulai tumbuh dan perekonomian Amerika Serikat dan Eropa yang mulai pulih. Tak hanya itu, Apindo juga mencermati perkembangan ekonomi Tiongkok.

"Kami (juga) belum bisa memprediksi mengenai masalah komoditas minyak, apakah akan bertahan di bawah US$60 (per barel), atau di atas US$60 per barel," kata dia.

Sementara itu, dari faktor dalam negeri, Hariyadi mengatakan, ada titik balik (rebound) perbaikan perekonomian Indonesia.

"Kami melihat bahwa kita sudah rebound pada kuartal IV 2015. BPS (Badan Pusat Statistik) sudah mengumumkan pertumbuhan di kuartal III ada 4,7 persen. Kami melihat ada titik balik," kata dia.

Hariyadi menuturkan, ada beberapa hal yang membuat pengusaha optimistis perekonomian dalam negeri membaik. Pertama, adalah perbaikan konsumsi pemerintah dan investasi dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, dan listrik. 

Lalu, ada paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah. Dicabutnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) pun juga menjadi respons positif bagi dunia usaha.

Kedua, adalah perbaikan iklim investasi lewat paket-paket deregulasi kebijakan ekonomi untuk mengurai hambatan usaha, misalnya perizinan investasi. 

Diperkirakan investasi tumbuh 8,6 - 9 persen yang didorong meningkatnya permintaan domestik dan aktivitas ekspor.

"Ketiga, kestabilan sosial politik yang diperkirakan semakin baik sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemerintah mendapatkan dukungan politik dalam negeri," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya