Impor Meningkat, Indikator Positif Pertumbuhan Ekonomi?

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA/Vitalis Yogi Trisna
VIVA.co.id
- Impor pada November 2015, tercatat sebesar US$11,51 miliar, atau meningkat 3,61 persen dibandingkan Oktober sebesar US$11,1 miliar. 

Impor yang melonjak pada bulan ini, menyebabkan defisit neraca perdagangan mencapai US$346,4 juta.

Beberapa komponen yang sampai saat ini masih mengandalkan impor seperti mesin dan peralatan listrik yang meningkat 11,71 persen menjadi US$1,4 miliar dari yang sebelumnya US$1,25 miliar pada Oktober 2015, serta impor barang dari besi dan baja yang naik 21,78 persen menjadi US$314,8 juta dari yang sebelumnya US$258,5 juta pada bulan sebelumnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, menjelaskan selama neraca perdagangan secara akumulatif masih surplus sepanjang tahun ini sebesar US$7,91 miliar, meningkatnya impor dalam negeri bukanlah suatu persoalan yang besar.
Ekonomi Tumbuh karena Pemerintah Lakukan Ini

"Masih surplus sepanjang tahun kan? Menurut saya, kalau memang ada kenaikan impor, tidak ada salahnya. Yang perlu diwaspadai itu ekspornya belum pulih," ujar Bambang, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa 15 Desember 2015.
Konsumsi Masyarakat Cenderung Melemah Walau Ekonomi Tumbuh

Menurut Bambang, melonjaknya impor beberapa komponen barang modal ditujukan untuk menggenjot investasi dalam negeri. Bahkan, dapat dikatakan sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi ke depannya.
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III akan Membaik

"Impor ada kenaikan dalam kondisi kita butuh investasi tidak apa-apa. Pokoknya, kenaikan barang modal itu indikator baik untuk pertumbuhan ekonomi," kata dia. (asp)
toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016