Yogyakarta Butuh Destinasi Wisata Lebih Modern

Menteri Perdagangan Australia, Andrew Robb
Sumber :
  • Akun Twitter Andrew Robb
VIVA.co.id
Maumere Siap Jadi Panggung Wisata Nasional dan Dunia
- Kalangan pelaku industri dan pemerhati pariwisata di Yogyakarta, semakin optimistis dengan prospek bisnis 'plesiran' di 2016. Keyakinan tersebut, didukung oleh jumlah kunjungan wisatawan dan lama tinggal para wisatawan di Yogyakarta akan terus meningkat, yang akhirnya akan menjadikan industri pariwisata di sana semakin menggeliat dan menjanjikan prospek sangat baik. 

Menhub: Bandara Kulonprogo Beroperasi 2019
Namun, Chief Executive Officer (CEO) PT Taman Wisata Jogja Bay Waterpark, Bambang Soeroso mengatakan, infrastruktur pariwisata harus terus ditingkatkan, dan pengembangan destinasi wisata yang lebih modern, juga harus lebih serius dilakukan.
 
Ini Alasan Bali Sibuk Gencarkan Desa Wisata
"Arus wisatawan ke Yogyakarta, baik mancanegara maupun domestik hampir tidak pernah surut. Namun, tingkat kunjungan wisatawan dan lama tinggalnya di Yogjakarta, sebenarnya masih jauh dari harapan," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Sabtu 19 desember 2015.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubawono X, akan meresmikan “Jogja Bay” pada Minggu 20 Desember 2015. 

Menurutnya, selama ini destinasi wisata di Yogyakarta hanya berkutat pada unsur budaya peninggalan sejarah atau heritage dan pesona alam yang natural. Yogyakarta membutuhkan upaya terobosan dalam memaksimalkan kunjungan wisatawan, sebuah inovasi dan strategi destinasi wisata baru yang lebih modern.
 
Bambang mengatakan, pemerintah daerah Yogyakarta sudah sepantasnya dan sudah saatnya lebih serius mengembangkan infrastruktur pariwisata. Infrastruktur yang lebih memadai akan mendorong minat besar kalangan dunia usaha untuk ikut melakukan terobosan-terobosan dan inovasi guna membangun dan mengembangkan destinasi-destinasi wisata baru, termasuk destinasi wisata yang lebih modern.
 
"Selama ini, orang terlalu mengidentikkan pariwisata, antara lain misalnya, dengan hotel. Kita memang perlu hotel. Tetapi, maraknya pembangunan hotel tanpa diikuti dengan penambahan destinasi atau objek wisata, akan menjadi masalah bagi industri pariwisata masa depan. Karena itu, perlu kerja sama berbagai pihak guna menambah atau memperbaiki infrastruktur di sektor pariwisata,” ujarnya.
 
Semakin optimis

Bambang sangat yakin dengan prospek industri pariwisata Yogyakarta ke depan. Ia percaya, kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke daerah ini akan terus meningkat. 

Tahun 2015, pemerintah provinsi ini mematok target kunjungan wisatawan domestik mencapai 3,58 juta orang dan wisatawan mancanegara 258,6 ribu orang. 

"Rata-rata lama tinggal wisatawan yang saat ini tiga hari, juga akan bertambah satu hari lagi. Ini tentunya berdampak positif pada pendapatan asli daerah atau PAD Jogjakarta ke depan,” katanya, seraya menambahkan bahwa pada 2016 mendatang Yogyakarta mematok target kunjungan wisatawan domestik (wisatawan nusantara) sebesar 4,07 juta orang, sedangkan wisatawan mancanegara ditargetkan 363,2 ribu orang.

Menurut dia, target tersebut memang cukup realistis dan akan bisa tercapai, mengingat Yogyakarta, memiliki pangsa wisata tersendiri pada bulan-bulan tertentu. Pada Juni-Agustus, biasanya Yogyakarta dibanjiri wisatawan dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan pada liburan hari besar dan akhir tahun dibanjiri oleh kalangan keluarga. 

"Akhir tahun biasanya akan naik. Tahun ini, saya yakin bisa mencapai lebih dari 10 persen. Jadi kami optimis, ada peningkatan kunjungan wisatwan ke sini sebesar 10-15 persen tahun ini. Semarak pariwisata di Jogjakarta akan bertambah gempita," kata Bambang.



Jogja Bay, Bambang menjelaskan, merupakan sarana edutaimen dalam permainan menjawab persoalan minimnya destinasi wisata bergenre rekreasi hiburan keluarga.

Ia berharap, sebuah terobosan yang telah dilakukannya dengan membangun 'Jogja Bay' Waterpark, akan bisa menambah semarak sarana wisata di daerah ini. 

"Kami merasa bahagia dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi pariwisata Yogyakarta. Apa yang kami kembangkan ini adalah salah satu obyek destinasi baru wisata di Yogyakarta, terlengkap, modern, dan tercanggih di Indonesia," katanya.
 
Bambang menggambarkan, betapa Jogja Bay ini menjadi bukti terciptanya sinergi dalam pengembangan dunia pariwisata. Cara seperti ini, harus lebih diseriusi oleh seluruh pemangku kepentingan industri pariwisata. 

“Kompetisi industri pariwisata dunia semakin ketat, apalagi menghadapi pasar terbuka Asia,” ujarnya 

Dia menambahkan, Yogya Bay Waterpark, kawasan wisata air yang hadir di Maguwoharjo Depok Sleman seluas 7,7 hektare ini, setidaknya diharapkan mampu menjawab tantangan dunia pariwisata di Yogjakarta, khususnya wisata rekreasi bagi hiburan keluarga. 

"Sarana wisata modern ini dibangun dengan investasi mencapai Rp270 miliar, termasuk untuk infrastruktur pendukung dan modal kerjanya," kata Bambang.
 
Nantinya, dia mengatakan, waterpark ini akan menjadi wahana petualangan permainan air terbesar, dengan area bermain dan pertunjukan yang dilenggkapi dengan karakter cerita petualang bajak laut. 

Tontonan yang menarik juga akan disuguhkan dan menjadi pertunjukan spektakular dengan berbagai efek.   

"Seluruh wahana juga di dukung area parkir dan pohon penghijauan seluas 2,7 hektare, menjadikan Jogja Bay sebagai wisata baru yang memiliki nuansa hijau yang asri," kata Bambang.
 
Jogja Bay Waterpark memang bukan sekadar petualangan air semata, tetapi juga menjadi sarana edutaimen dalam program permainan. Dengan 19 jenis wahana dengan keunggulan program ‘How to survive in tsunamy and earthquake’, Jogja Bay diharapkan akan menjadi taman wisata air yang lengkap, modern dan canggih untuk berpetualang.
 
Dengan tema bajak laut ‘Pirates adventure', program-program dalam arena ini dikemas dengan teknologi tinggi yang modern dan mampu menyajikan delapan jenis ombak, termasuk ombak tsunami. Pengunjung tidak sekedar disuguhi tantangan, tetapi juga ilmu dan pengetahuan tentang penyelamatan diri untuk setiap ombak. 

"Selain itu, juga disajikan kolam unggulan ‘rapid river’ yang memiliki spot arung jeram, yg belum ada di waterpark lain di Indonesia," katanya.
 
Wahana wisata keluarga terbesar di Indonesia ini juga dilengkapi dengan bingkai story telling yang memadukan cerita antara latar tradisi Jogja dengan misi kisah petualangan para bajak laut asal Eropa yang mencari sebuah ramuan dan terdampar di tanah Jawa. Alur cerita dituangkan melalui on-site live show, di panggung khusus Ampy theater dengan tribune penonton mencapai 700 orang.  
 
Setting suasana Jogja Bay dipilih dengan nuansa perkampungan bajak laut yang beriklim tropical lust dan berbagai karakter juga akan diaktualisasikan dalam parade Jogja Bay di Harbour Theater.   

Untuk mengemas pertunjukan secara detail, Jogja Bay melibatkan para seniman kostum dari Yogyakarta, Jtoku Indonesia yang merupakan singkatan dari Jogja Tokusatsu Indonesia.  

"Kami memang sengaja memilih vendor-vendor lokal di dalam  Jogja Bay ini, dan melibatkan kelompok usaha anak muda," ujar Hari Sutrasno, Project Director Jogja Bay menambahkan. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya