Cerita Menkeu Bambang Pernah Jadi Korban Pengembang Nakal

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id - Industri perbankan nasional diminta untuk lebih selektif dalam bekerja sama dengan para pengembang (developer) properti. Alasannya, sampai saat ini masih ditemukan adanya pengembang ‘nakal’, tidak memberikan informasi secara penuh kepada konsumen.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengimbau, perbankan nasional harus terlebih dahulu mendalami rekam jejak dari sang pengembang yang akan menjadi mitranya. Hal ini, sebagai bentuk antisipasi dari adanya kecurangan dalam perjanjian antara perbankan dan pengembang.
 
"Perbankan yang terlibat dengan ini (Kredit properti) harus selektif. Walaupun hanya memberikan financing, tapi ada tanggung jawab. Harus diketahui reputasi dan track recordnya (pengembang) seperti apa," ujar Bambang, saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis 18 Februari 2016.
 
Dalam hal ini, Bambang mengaku pernah menjadi korban dari pengembang properti 'nakal', saat itu dia membeli apartemen melalui mekanisme pinjaman Kredit Pemilikan Apartemen.
 
"Banyak konsumen tertipu. Kebetulan saya pribadi, mungkin pernah melakukan transaksi apartemen melalui pinjaman. Ada yang tepat waktu dua tahun, dan telat dua tahun kemudian,” kata dia.
Bunga Simpanan Turun Jadi 7,25%
 
Jika perbankan nasional sudah bisa selektif dalam memilih pengembang yang tepat, menurut Bambang, tentunya hal tersebut tidak akan terulang kembali. 
Bank Jabar Banten Bagi Dividen Rp828 Miliar
 
"Terkadang, kita tidak punya informasi yang lengkap soal developer, karena yang memiliki informasi itu pihak perbankan. Bank harus memberikan informasi itu, agar perbankan juga terhindar dari kekecewaan konsumen," tegas dia. (asp)
Permudah Layanan Nasabah, Taspen Gandeng Bank Woori Saudara
Pengguna ATM Bank Mandiri.

Dana Deklarasi Tax Amnesty Bank Mandiri Sudah Rp70 Miliar

Lebih banyak berupa deposito dan giro.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016