Perajin Keramik di Malang Diminta Gunakan Media Sosial

Kepala BKPM, Thomas T. Lembong.
Sumber :

VIVA.co.id – Menteri Perdagangan, Thomas Lembong  melakukan kunjungan ke sentra keramik di Jalan MT.Haryono Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, 1 April 2016.

Efek Negatif Media Sosial untuk Perkembangan Anak

Menteri mengajak perajin keramik untuk mulai menggunakan media sosial dalam memasarkan produk mereka. Perajin yang antusias pun menyambut ajakan itu dan berharap ada bantuan pelatihan mengunakan media sosial untuk berjualan keramik.

"Industri keramik Malang harus menggunakan pemasaran digital, menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Youtube, sehingga bisa dipasarkan ke seluruh dunia," kata Thomas Lembong di kampung keramik Jumat, 1 April 2016.

Pasar Oro-oro Dowo, Satu-satunya Pasar Ber-SNI Bayarnya Non Tunai

Media sosial dinilai penting untuk pemasaran karena bisa diakses calon pembeli dimanapun. Berikutnya kementerian akan menggandeng dinas perindustrian dan perdagangan provinsi, kota dan kabupaten setempat untuk memghasilkan kebijakan dana strategi yang paling tepat.

Langkah awal untuk menyusun rencana itu adalah dengan membentuk grup chat sebagai wadah komunikasi antara Menteri dan Kepala Dinas Perindustrian tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten. " Koordinasi menteri perdagangan dengan kadis provinsi, kota dan kabupaten, mungkin kami nanti perlu membentuk grup chat, untuk melakukan tindak lanjut," katanya.

Tinggal Sendirian, Nenek 99 Tahun Tertimpa Reruntuhan Rumah

Salah satu strategi penting yang harus dilakukan adalah dengan melakukan terobosan baru agar keramik Malang bisa booming seperti di masa lalu. Selain itu, pemetaan potensi pembeli asal luar negeri juga penting untuk mengetahui negara mana yang memiliki potensi pasar paling besar. "Lewat like di Facebook lewat ip address, kita bisa tahu asal pengunjung media sosial itu sehingga bisa memetakan potensi pasar luar negeri," kata Lembong.

Perajin keramik Dinoyo berharap ada bantuan pelebaran pasar untuk menjual produk keramik mereka. Selain itu perajin juga berharap bantuan berupa pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menggunakan media sosial untuk memasarkan produk.

"Dulu pernah ada pelatihan menggunakan media sosial dari pemerintah, tetapi itu sudah lama dan ada banyak hal baru yang berubah. Kami berharap ada pelatihan mengikuti perkembangan teknologi," kata Samsul Arifin, ketua paguyuban perajin keramik, Dinoyo.

Saat ini terdapat sekitar 34 perajin dengan produksi keramik per perajin  mencapai 3000 keramik setiap bulannya. Hanya sekitar tiga perajin saja yang menggunakan media sosial untuk membantu promosi produk mereka. Samsul sendiri memiliki blog untuk menjaring pembeli.

"Dari blog saya ada beberapa pembeli yang tertarik lewat blog dan melakukan kunjungan kemari. Belum banyak dampaknya, tetapi ikut menambah pembeli.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya