Mengejar Aneka Diskon di Wisata Belanja Malam

Semarang Great Sale
Semarang Great Sale
Sumber :
  • Twitter Semarang Great Sale

VIVA.co.id – Suasana Semarang dan nuansa Jawa Tengah begitu kental di Balairung Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu malam, 13 April 2016.

Sejak memasuki lobi utama lantai dua, gapura berlogo Pesona Semarang dan Wonderful Indonesia sudah menyapa pengunjung. Turun ke lantai satu, gunungan wayang kiri dan kanan semakin memperkuat aroma Kota Semarang, yang menjadi ibu kota provinsi Jawa Tengah.

Memasuki Balairung, semua kursi penuh terisi. Sayap kiri, ada panggung kecil berisi gamelan Jawa dengan para penabuh nada cilik. Desain panggung berarsitektur rumah tradisional joglo dan gebyok ukir. Ada kado besar berwarna merah di sayap kanan panggung utama. Penampilan penari-penari Gambang Semarang juga gesit dan lincah. Replika “Warak Ngendok” yang diangkat berempat, menjadi ciri khas tradisi Kota Lumpia itu.

Lewat rilis yang dikirimkan pada VIVA.co.id, Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, mengatakan, merasa ini sebuah kejutan saat melaunching Semarang Great Sale & Night Carnival 2016 yang akan digelar pada 1-31 Mei 2016 ini. Wisata belanja itu termasuk dalam Cultural Tourism yang menjadi alasan terkuat 60 persen wisatawan mancanegara datang ke tanah air. Dari 60 persen cultural tourism itu, wisata belanja dan kuliner sudah 45 persen, wisata budaya dan sejarah 20 persen dan wisata kota dan desa 35 persen.

“Kalau dari spending-nya, kuliner tertinggi dengan 32 persen, lalu fesyen 30 persen, baru craft atau suvenir. Karena itu, adik-adik yang fashion show tadi, jangan berhenti hanya sampai di sini saja. Harus berlanjut ke commercial value,” kata Arief.

Tokoh-tokoh Semarang rupanya juga kompak hadir di Balairung. Seperti Gubernur Ganjar Pranowo, Walikota Semarang Hendi Hendrar Prihadi, Wakil Walikota Hevearita Gunaryanti, Mantan Menhan dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Presdir PT Sido Muncul,  Irwan Hidayat, dan masih banyak tokoh asli Semarang lainnya.

Pilihan Kota Semarang untuk mengembangkan cultural industry atau creative industry, seperti shopping, fashion, dan aktivitas creative lain itu sudah on track. Sudah berada di rel yang benar, jika dilihat dari tren revolusi peradaban manusia seperti yang pernah diprediksi oleh Alvin Toffler, dengan The Future Shock “The Third Wave itu.

“Peradaban manusia itu berkembang, dari Gelombang Agriculture, Gelombang Manufacture, Gelombang Teknologi Informasi, dan ke depan adalah Cultural Industry,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.

Halaman Selanjutnya
img_title