Mengejar Aneka Diskon di Wisata Belanja Malam

Semarang Great Sale
Semarang Great Sale
Sumber :
  • Twitter Semarang Great Sale

Arief Yahya yang asli Banyuwangi, Jawa Timur, ini mencontohkan, Google yang hanya dibangun awalnya oleh tidak lebih dari 20 orang, sekarang menjadi perusahaan aplikasi terbesar di dunia dengan value USD400 miliar. WhatsApp (WA), perusahaan yang rugi saja, dibeli Facebook dengan USD20 miliar.

“Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi walikota untuk menaikkan value daerahnya, hanya dengan pariwisata dan creative industry. Saya tahu, walikota sangat terbatas resources-nya. Oke, kalau trade and investment yang mau dijadikan lokomotif, jadikan tourism sebagai alat diplomasi ekonomi terbaik,” ujar peraih Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.

Dia mencontohkan Bandung. Kota Kembang itu juga tidak punya apa-apa, dari kekayaan alamnya. Mereka hanya punya modal, oleh UNESCO, Bandung ditetapkan sebagai Kota Creative dunia. “Gunakan momentum Great Sale itu sebagai alat untuk menaikkan value Kota Semarang,” tandasnya.

Gubernur Ganjar Pranowo heran, di mana-mana orang heboh dengan krisis. Banyak orang mengaku stres, mereka ketakutan dengan hantu blau. Mereka tidak merasa pede, untuk bersaing di MEA 2016 (Masyarakat Ekonomi ASEAN). “Padahal, kita ini sama-sama ngeri, kita mau diserang atau mau menyerang. Negara-negara ASEAN juga punya perasaan yang sama. Yang paling menarik adalah pariwisata, orang cerita macam-macam, tapi semua orang piknik. Karena itu, Semarang Great Sale ini akan mengundang orang untuk datang, berwisata dan bergembira ke Kota Semarang,” ujar Ganjar.

Gairah pariwisata di Jawa Tengah juga bergerak agresif. Dieng Festival sudah mulai pemanasan dan siap Go International. Jazz di Atas Awan di Dieng juga siap menuju ke level global. Borobudur juga sudah menyiapkan, Marathon, Half Marathon, Ambassador Run,

Kota Semarang makin menarik, makin berdandan. Walikota Semarang sedang mendorong dengan memoles event. Kota lama juga ingin regulasinya segera diselesaikan dengan baik. Cagar budaya kita hargai, tapi kepemilikan bingung semua.

“Banyak bangunan yang pemiliknya demit mas? Enggak kelihatan. Kami ingin menata ulang, landscape-nya, dibangun fisik, diisi dengan events-nya. Kita lagi dorong menjadi heritage dunia, UNESCO site,” kata Ganjar.

Gubernur juga penasaran dengan status kepemilikan tanah dan bangunan di kota lama itu. Sampai-sampai dia berpikir, bagaimana kalau bangunan itu diumumkan ke public, ditunggu sampai beberapa waktu, kalau tidak ada yang merasa memiliki, maka itu akan dikuasai negara. “Karena sampai sekarang pun belum terlacak semua, pemiliknya,” kata dia.