RI Impor 10 Ribu Ton Daging Demi Pasokan Ramadan dan Lebaran

Ilustrasi pedagang daging.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA.co.id – Pemerintah telah memutuskan akan mengimpor 10 ribu ton daging guna pemenuhan kebutuhan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 1437 Hijriah atau 2016.

Jelang Ramadan, Pedagang Keluhkan Kenaikan Harga Ayam

"Sudah (keputusan impor). Untuk daging 10 ribu ton," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Istana Negara Jakarta, Senin 30 Mei 2016.

Harga daging sapi di pasaran hingga hari ini masih di kisaran Rp130.000-Rp120.000 per kilogram. Sementara instruksi Presiden Joko Widodo, meminta untuk turun hingga kisaran Rp80.000.

Komisi IV: Presiden Sudah Tahu Siapa Kartel-kartel Itu

Amran sendiri belum mengetahui, kenapa ada kenaikan daging ini. Ia mengatakan, akan membahasnya terlebih dahulu.

Sementara untuk impor kebutuhan pokok lainnya, seperti jagung maupun daging dan kebutuhan pangan lainnya, impor dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun akan dibicarakan terlebih dahulu, seperti apa teknis dan mekanismenya.

Mentan Akui Sulit Menstabilkan Harga Pangan

"Nanti kita tindak lanjut rapat koordinasi di Kantor Kementerian BUMN. Kemudian besok kita bahas bersama, tiga kementerian kemudian eselon 1 dan eselon 2," jelas Amran.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, impor hanya untuk jenis daging tertentu. Darmin mengatakan, dengan impor daging khusus ini, harga dapat ditekan di kisaran Rp80.000 – Rp85.000 per kilogram.

"Sebenarnya itu impornya kalau daging tidak dibatasi. Artinya, ada namanya CL, ada namanya secondary cut itu boleh. Kami (pemerintah) cuma menugaskan Bulog (Badan Pusat Logistik) apa BUMN Berdikari melakukan impor untuk CL supaya ya bisa menurunkan harga, ya Rp80.000-Rp85.000," jelas Darmin, di Istana Negara, Jakarta, Selasa 24 Mei 2016.

Selain Berdikari, lanjut Darmin, bisa juga nantinya yang ditugaskan adalah BUMN, yakni Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Hingga saat ini, diakuinya harga daging masih tinggi. Yakni, mencapai Rp113 ribu per kg. Sehingga, impor daging dinilai tepat untuk menekan harga. 

"Sepuluh ribu ton (kuota impor). Mestinya masuk sebelum puasa. Daging sebenarnya kalau namanya CL itu daging macam-macam, orang mau bikin rendang, rawon, ya itu dia dagingnya," kata Darmin.

Impor daging dilakukan dari sejumlah negara, seperti Australia dan negara produsen lainnya. Sementara itu, untuk komoditas lainnya, Darmin mengaku masih relatif terkendali, karena pasokan dalam negeri tersedia.  "Cabai merah dan rawit harganya malah turun, karena panen sudah mulai," lanjut Darmin.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya