VIVAnews - Pemilihan PT Multicapital sebagai rekanan PT Daerah Maju Bersaing (DMJ) dalam akuisisi 10 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara memiliki banyak alasan.
Di antaranya Multicapital siap memberi dividen sebesar Rp 400 juta kepada Daerah Maju Bersaing pada tahun pertama.
DMJ merupakan perusahaan milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (40 persen), Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (40 persen), dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa (20 persen).
"Apabila pada tahun pertama dividen hanya Rp 300 juta, Multicapital akan memberi tambahan Rp 100 juta," kata Kepala Dinas Perekonomian, Energi dan Sumber Daya Mineral, Perhubungan dan Pariwisata, Kabupaten Sumbawa Barat, Nurdin Noer, di Sumbawa, pekan lalu.
Namun, menurut dia, jika pada tahun berikutnya DMJ menerima dividen Rp 500 juta, DMJ wajib mengembalikan kurangan dividen sebelumnya, Rp 100 juta.
Selain itu, Multicapital juga wajib membayar denda sebesar Rp 1 miliar jika terlambat membayar dividen kepada pemerintah daerah melalui DMJ.
Nurdin mengatakan, pemerintah daerah tidak meragukan lagi asal dana akuisisi yang digelontorkan Multicapital. "Kami tidak meragukan lagi nasionalisme Multicapital. Ini perusahaan anak perusahaan milik pengusaha pribumi," katanya.
Soal kinerja, meski Multicapital perusahaan jasa keuangan, namun induk usaha Multicapital, PT Bumi Resources Tbk, merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang pertambangan. "Seperti semangat divestasi, ini untuk mengurangi porsi kepemilikan asing di PT Newmont Nusa Tenggara."
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sumbawa Barat Manimbang Kahariyadi menyatakan akan mengawal proses pembentukan perusahaan patungan antara PT Multicapital dan DMJ. Meski demikian, Dewan telah menyatakan setuju atas pemilihan Multicapital sebagai rekanan DMJ.
"Kami akan mengkritisi perjalanan pembentukan perusahaan patungan itu," katanya. Rencananya, perusahaan patungan itu dengan kepemilikan 75 persen Multicapital dan 25 persen DMJ.
Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015
Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2024 sebesar 5,11 persen ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015.
