Strategi Saratoga Kurangi Utang

Ilustrasi bursa efek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk memutuskan mengambil kesempatan mengurangi utang dengan cara melakukan pembelian kembali obligasi tukar atau exchangable bonds (EB).

Ekspansi Bisnis, Bos MD Pictures Jual Saham FILM Raup Rp 1,25 Triliun

EB tersebut dikeluarkan salah satu perusahaan investasi perseroan, Delta Investment Hotizon Ltd, sebesar US$17,3 juta. Aksi itu dilakukan mulai Mei 2016 lalu.

Direktur Keuangan Saratoga, Jerry Ngo, mengatakan, pembelian kembali ini diikuti dengan pembatalan surat utang dari seluruh EB yang telah dibeli kembali. 

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Dengan demikian, jumlah pokok jaminan atau guaranteed exchangable bonds yang masih terutang telah berkurang dari total US$100 juta menjadi US$82,7 juta.

"Keputusan manajemen membeli kembali EB ini memberikan dampak positif kepada arus kas sebesar US$2,7 juta, serta mengurangi jumlah utang perseroan. Inisiatif tersebut mengkonfirmasi bahwa model bisnis investasi aktif Saratoga terbukti efektif dalam memonetisasi dan berinvestasi untuk perusahaan-perusahaan investasinya," kata dia, di Jakarta, Rabu, 15 Juni 2016.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Di samping itu, Jerry mengungkapkan, pada kuartal I-2016, Saratoga berinvestasi di sektor rantai pasokan logistik dengan temperatur atau cold-chain logistic tertentu dengan mengakuisisi saham PT Mulia Bosco Logistik.

"Transaksi tersebut memberikan peluang yang sangat baik bagi Saratoga dalam membangun platform pertumbuhan uang lebih kuat di sektor cold-chain logistic," ujarnya.

Selain itu, melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) Saratoga memutuskan pada pertengahan tahun 2016, perseroan akan memulai menerapkan laporan keuangan berdasarkan pernyataan database akuntansi keuangan (PSAK) 65-pengecualian konsolidasian, yang muali berlaku efektif sejak 1 Januari 2015.

"Penerapan PSAK 65 diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan akurat akan kinerja perseroan yang merefleksikan model bisnis Saratoga yang efektif dalam melalukan investasi, mendorong pertumbuhan serta memonetisasi peluang dan bagi perusahaan investasinya," tuturnya.

Dividen Pertama

Sementara itu, untuk pertama kalinya sejak mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2013 lalu, Saratoga membagikan dividen.

Dividen yang dibagikan sebesar Rp32 per saham atau senilai Rp86 miliar dari total laba bersih tahun buku 2015 Rp923 miliar.

Presiden Direktur Saratoga, Michael WPSoeryadjaya, menjelaskan  keputusan yang disampaikan lewat RUPS itu merupakan komitmen perseroan dalam memberikan nilai optimal pada para pemegang saham di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

"Dukungan pemegang saham merupakan sumber kekuatan utama bagi pertumbuhan bisnis perseroan secara jangka panjang dan berkelanjutan," kata dia.

Michael mengungkapkan, selama delapan tahun terakhir, saratoga telah sukses mengelola investasinya dengan nilai aktiva bersih (NAB) yang tumbuh Rp1,3 triliun menjadi Rp13,3 triliun tahun 2015, menghasilkan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 33,5 persen.

"Hingga kuartal pertama tahun ini, Saratoga mencatat NAB Rp14,8 triliun dari 22 perusahaan investasi dengan total karyawan 40 ribu orang. NAB tersebut secara konservatif berdasarkan nilai pasar dari perusahaan investasi yang sahamnya tercatat di bursa dan nilai buku dari perusahaan investasi non-publik," tuturnya.

Tahun 2015, kata Michael, total investasi perusahaan mencapai Rp649 miliar, di mana sebesar Rp304 miliar merupakan investasi pada peluang baru, sementara sisanya digunakan untuk investasi pada portofolio perusahan yang sudah ada.

"Strategi investasi yang disiplin dan lebih kehati-hatian ini juga tercermin dalam proses seleksi peluang investasi. Sebagai contoh, tahun 2015 perseroan berhasil mengidentifikasi sekitar 101 peluang investasi. Dari total investasi tersebut, hanya dua yang lolos dari proses seleksi ketat manajemen Saratoga," ujarnya.

Michael mengungkapkan, investasi baru yang lolos seleksi tersebut diantaranya, PT Agra Energi Indonesia dan akuisisi saham PT Batu Hitam Perkasa, pemegang saham Paiton Energy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya