VIVAnews - Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai keputusan Bank Indonesia tidak menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sangat kontra produktif dengan keputusan pemerintah yang menurunkan harga premium.
Fahmi mengatakan, stagnannya BI rate pada level 9,5 persen membuat industri sulit mengembangkan usahanya. "Bagaimana bisa mengembangkan usahanya, kalau bunga pinjaman masih tinggi," ujar dia, di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 7 November 2008.
Sementara, pemerintah telah menurunkan harga premium yang diharapkan bisa meringankan pelaku usaha dan masyarakat. Paling tidak, bisa mengembalikan daya beli masyarakat.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Kamis 6 November kemarin, memutuskan tetap mempertahankan suku bunga pada level 9,5 persen. Pada hari yang sama, pemerintah juga menurunkan harga premium dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500 per liter.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Indonesia tahun ini mendapat 221.000 kuota haji. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan sebesar 20.000 kuota. Sehingga, total kuota haji Indonesia tahun ini
Khofifah Hadiri Resepsi Harlah PMII Ke-64 di Kediri, Ajak Mahasiswa Bangun Konsolidasi Programatik
Jatim
19 menit lalu
Khofifah mendorong PMII untuk segera menyiapkan konsep bersama elemen bangsa lainnya guna menyiapkan plan of action untuk percepatan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pilu, Wisatawan Diperkosa 2 Preman Lokal Saat Kunjungi Pulau Merah Banyuwangi
Banyuwangi
44 menit lalu
Malang nasib LJL, gadis berusia 17 tahun asal Kecamatan Srono yang mengalami peristiwa nahas karena diperkosa saat berwisata di Pulau Merah Banyuwangi.
Jadi Penyelamat Indonesia saat Adu Penalti Lawan Korsel, Ernando Ari Ungkap Hal Ini
Jabar
sekitar 1 jam lalu
Sosok kiper Timnas Indonesia U-23, Ernando Ari belum selesai menjadi perbincangan pecinta sepakbola. Pasalnya, Kiper asal Persebaya Surabaya itu menjadi penyelamat saat a
Selengkapnya
Isu Terkini