- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik melaporkan angka ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh gini rasio pada Maret 2016 mulai mengalami penurunan. Dari yang sebelumnya pada periode Maret 2015 lalu sebesar 0,408, menjadi 0,397
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah memang mengingingkan angka gini rasio semakin rendah dari posisi saat ini. Hal itu tercermin dari rangkaian program bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang masuk golongan tidak mampu.
“Baik raskin, kesehatan, pendidikan, KUR (Kredit Usaha Rakyat), tentu ada hasilnya. Maka itu, kami harapkan hasilnya gini rasio bisa semakin baik, makin turun,” kata Jokowi, di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 19 Agustus 2016.
Namun, ia menegaskan pemerintah tidak juga kemudian menginginkan ketimpangan antara si kaya dan si miskin menjadi semakin menyempit. Pemerintah, akan melakukan berbagai cara untuk menjaga kedua komponen itu tetap dalam koridor yang seharusnya.
“Artinya, masih dibutuhkan suatu upaya untuk mengangkat yang di bawah, tanpa menurunkan yang di atas,” kata Presiden.
Sebagai informasi, berdasarkan data otoritas statistik, distribusi pengeluaran penduduk per kapita berdasarkan kelompok 20 persen pengeluaran masyarakat tertinggi di perkotaan dan pedesaan tercatat menurun pada Maret 2016 menjadi 46,89 atau turun dari posisi periode yang sama tahun lalu yang sebesar 48,25.
JIka dilihat lebih jauh, distribusi pengeluaran penduduk per kapita berdasarkan 20 persen pengeluaran masyarakat kelas tertinggi di pedesaan dan perkotaan pada Maret 2016 sebesar Rp2.218.586, tumbuh dibandingkan periode yang sama Rp2.096.207. Namun jika dibandingkan September 2015, justru menurun karena pada saat itu jumlah pengeluaran mencapai Rp2.283.107.
(ren)