Menko Ekonomi: Insentif Itu Menghilangkan Hambatan

Ilustrasi industri padat karya.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada para bawahannya untuk merancang strategi dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional. Percepatan pengembangan industri mutlak harus dijadikan prioritas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, pemerintah dirasa sudah cukup memberikan insentif, agar industri dalam negeri bisa tumbuh dengan baik. Misalnya, dari sisi aturan perpajakan nasional.

"Tidak selalu harus insentif. Jangan dilihat seperti itu, nanti penerimaan sulit," kata Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin 29 Agustus 2016.

Pemerintah,  tidak akan kembali memberikan insentif serupa untuk meningkatkan daya saing industri. Darmin mengatakan, pemerintah sudah memiliki cara lain, agar daya saing industri nasional bisa bergeliat. "Insentif itu artinya menghilangkan hambatan. Itu yang paling tepat," kata mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut.

Meski demikian, sampai saat ini pemerintah masih mendalami masalah apa yang sebenarnya masih menghambat daya saing industri dalam negeri. Sehingga nantinya, apabila masalah tersebut sudah ditemukan, pemerintah tinggal mencari cara, mana saja industri yang bisa diprioritaskan.

"Kami masih rapat dua minggu lagi. Infrastruktur sudah dikembangkan. Kalau mulai berkembang, industri mana yang harus kami dorong duluan. Kami ingin mendorongnya," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan, salah satu industri yang akan digenjot adalah di sektor gas dan listrik. Pemerintah menginginkan, agar harga gas dan industri di tanah air bisa berdaya saing.

"Terutama untuk meningkatkan daya saing dan minat investasi ke industri," kata dia.

Pemerintah Diminta Bikin Roadmap Pengembangan IHT, Ini Alasannya
Ekspor Mobil Indonesia Meningkat

Dulu Beli Holden, Kini Mobil Buatan RI Siap Dijual ke Australia

Mobil buatan Indonesia akan dijual ke Australia dalam waktu dekat dengan memanfaatkan kerjasama ekonomi antar negara, dan keputusan dari principal brand.

img_title
VIVA.co.id
5 Februari 2022