Dewan Pertanyakan Pembatalan PON Remaja 2017

Anggota Komisi X DPR RI Laila Istiana
Sumber :

VIVA.co.id – Anggota Komisi X DPR RI Laila Istiana mempertanyakan langkah Kementerian Pemuda dan Olahraga yang berencana membatalkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja 2017 di Jawa Tengah. Menurutnya, PON Remaja adalah salah satu ajang pembinaan atlet sejak dini.

Kemenpora: Proses Transisi Pemerintahan Harus Diisi Gagasan Segar Anak Muda

“Prinsip dasar pembangunan prestasi olah raga di Indonesia adalah pembinaan atlet sejak dini. Kalau PON Remaja ditiadakan, maka salah satu pilar penggemblengan atlet akan hilang. Lantas dimana atlet-atlet muda itu bisa mengasah kemampuannya,” kata Laila seolah bertanya, Rabu 9 November 2016.

Menurut politisi F-PAN itu, jika masalah keterbatasan anggaran menjadi alasan dibatalkannya pelaksanaan PON Remaja, maka seharusnya Menpora mencari berbagai terobosan, agar PON Remaja tetap bisa berjalan.

Kemenpora Dukung Turnamen PBSI Sumedang Open 2024

“Menpora harus mengutamakan pembinaan lewat kompetisi yang terukur untuk mengetahui capaian-capaian prestasi atlet muda kita,” kata Laila.

Politisi asal dapil Jawa Tengah itu pun menegaskan, PON Remaja adalah salah satu ajang penting bagi atlet untuk berkompetisi dan mengasah prestasi untuk mencapai hasil terbaik.Sehingga, penyelenggaraannya harus tetap berjalan.

Menpora Dito Beri Kabar Baik, Arab Saudi Komitmen Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Sebelumnya diketahui bahwa Kemenpora berencana membatalkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja 2017 di Jawa Tengah karena alasan efisiensi anggaran. Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya harus memilih salah satu antara, PON Remaja dan Popnas.

Menurut Gatot, untuk memilih antara Popnas dengan PON Remaja ini pihaknya memang melakukan kajian sehingga diketahui keunggulan dan kelemahannya. Hanya saja, hingga saat ini pihaknya belum memberikan keputusan resmi terkait pembatasan PON Remaja yang rencananya digelar Juni 2017.

Dipilihnya Popnas, kata dia, karena kejuaraan ini mempertandingkan cabang olahraga yang banyak dipertandingkan pada kejuaraan-kejuaraan internasional. Sedangkan untuk PON Remaja cabang olahraganya dinilai tidak terlalu signifikan untuk jenjang berikutnya.

“Memang semuanya ada plus minusnya. Tapi harus segera punya sikap terkait hal ini. Kami juga akan mengirimkan surat ke Gubernur Jawa Tengah supaya persiapan yang dilakukan tidak terlalu jauh. Mumpung masih segini,” ujar Gatot.

PON Remaja yang sebelumnya menjadi jenjang atlet mempertandingkan 23 cabang olahraga dan batasan usia atlet yang bisa turun dikejuaraan ini adalah 17 tahun. Sedangkan Popnas yang dijadwalkan digelar di Jawa Tengah, September 2017 mempertandingkan 20 cabang olahraga. (www.dpr.go.id)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya