- Istimewa
VIVA.co.id – Badan Koordinasi Penanaman Modal melaporkan, realisasi investasi sepanjang 2016 mencapai Rp612,8 triliun. Nilai ini meningkat 12,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencapai Rp545,4 triliun.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis menyebutkan, Singapura menjadi negara terbesar penyumbang investasi sepanjang tahun lalu. Nilai investasinya mencapai nilai US$9,2 miliar, dengan total proyek hingga 5.874 proyek.
Setelah Singapura, diikuti oleh investasi Jepang senilai US$5,4 miliar, dengan total proyek mencapai 3.302 proyek. Kemudian, Tiongkok senilai US$2,7 miliar, dengan total proyek 1.734, serta Hongkong senilai US$2,2 miliar, dengan total proyek 1.137 proyek.
“Kemudian Belanda senilai US$1,5 miliar, dengan total proyek 840 proyek,” kata Azhar dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu 25 Januari 2017.
Azhar menjelaskan, mayoritas investor Tiongkok dan Hongkong menanamkan modalnya dalam proyek-proyek, seperti pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian, proyek kelistrikan, sektor properti, hingga perkebunan kelapa sawit.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong menyatakan, pemerintah akan terus berupaya menjaga momentum tersebut, demi meningkatkan geliat investasi yang masuk ke Indonesia pada 2017. Sehingga, mampu berkontribusi terhadap perekonomian.
Sebagai informasi, realiasi penanaman modal asing berdasarkan sektor usaha di antaranya adalah, industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik sebesar US$3,9 miliar. Kemudian, industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi sebesar US$2,9 miliar.
Lalu, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan sebesar US$2,8 miliar, pertambangan sebesar US$2,7 miliar, dan industri alat angkutan dan transportasi lainnya sebesar US$2,4 miliar. Sehingga, totalnya mencapai US$16,7 miliar, atau 57,6 persen dari total Penanaman Modal Asing. (asp)