Investasi Hilirisasi Turun Jadi Rp 75,8 Triliun di Kuartal I-2024

Reorganisasi antara MIND ID dan INALUM akan mengakselerasi program hilirisasi. (ilustrasi hilirisasi)
Sumber :
  • INALUM

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia melaporkan realisasi investasi kuartal I-2024 telah mencapai Rp 401,5 triliun. Dari jumlah tersebut, Bahlil mencatat bahwa realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp 75,8 triliun.

Nilai Aset Kripto Terus Berfluktuasi, Sejumlah Faktor Ini Disoroti

Capaian itu turun dari kuartal IV-2023 yang sebesar Rp 109,4 triliun, atau sekitar 29,9 persen dari total realisasi investasi periode tersebut yang totalnya mencapai sebesar Rp 365,8 triliun.

"Dari total investasi Rp 401,5 triliun, data hilirisasinya ini adalah Rp 75,8 triliun atau setara dengan 18,9 persen dari total realisasi investasi kuartal I-2024," kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal I-2024, Senin, 29 April 2024.

Tegaskan Lanjut Bangun IKN, Prabowo: Kita Harus Investasi Lebih Banyak Selamatkan Jakarta

[Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal I-2024, Senin, 29 April 2024]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Dia pun merinci, investasi sektor mineral tercatat mencapai Rp 43,2 triliun. Terdiri dari investasi smelter nikel Rp 33,4 triliun, smelter tembaga Rp 8,4 triliun, dan smelter bauksit Rp 1,4 triliun.

Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia

Selain mineral, Bahlil mengatakan bahwa investasi sektor kehutanan juga turut berkontribusi senilai Rp13,3 triliun, khususnya penanaman modal pada sektor industri pulp and paper.

Hal itu seiring realisasi investasi di sektor pertanian, dari CPO/oleochemical sebesar Rp 11,1 triliun. Selanjutnya sektor minyak dan gas sebesar Rp 7,4 triliun untuk investasi petrochemical, dan ekosistem kendaraan listrik Rp 0,8 triliun untuk baterai kendaraan listrik.

Karenanya, Bahlil pun mengaku optimis bahwa investasi di sektor hilirisasi masih akan terus digenjot, dan menjadi prioritas bagi siapapun presiden RI selanjutnya. Hal ini merujuk pada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, sebagaimana yang telah digembar-gemborkan sebelumnya terkait upaya keberlanjutan yang bakal diusungnya.

Namun, lanjut Bahlil, pemerintah masih akan mengawasi dampak berlanjut dari konflik Timur Tengah, yang dinilai akan berimbas ke kondisi ekonomi Indonesia akibat fluktuasi rupiah dan harga minyak dunia.

"Kami khawatirkan persoalan Timur Tengah, karena itu berdampak luar biasa terhadap harga minyak. Itu juga pasti akan berdampak pada nilai tukar rupiah, dan itu berdampak ke persoalan investasi karena biaya produksinya pasti jauh lebih tinggi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya