Indonesia Sangat Tergantung pada Impor Bahan Baku Farmasi

Pekerja pabrik farmasi tengah mengawasi pengemasan obat.
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA.co.id – Produksi industri manufaktur besar dan sedang di Indonesia pada tahun 2016 mengalami kenaikan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Itu menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sekitar 8,01 persen dari kenaikan tersebut berasal dari industri farmasi nasional yang memproduksi obat kimia dan tradisional.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca Berikan Efek Samping Cedera Serius Hingga Kematian

Sejalan dengan itu, Indonesia merupakan 10 besar pasar global untuk kesehatan dan kebugaran. Capaian ini diraih karena meningkatnya kesadaran pola makan dan hidup sehat untuk menghindari masalah kesehatan.

Namun, sayang, meskipun angka produksi meningkat, Indonesia masih mengandalkan bahan baku impor. Angkanya terbilang tinggi, yaitu sekitar 90 persen. Angka impor terbesar berasal dari China, yaitu sekitar 60 persen, India 25 persen dan sisanya berasal dari negara-negara Eropa.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

"Impor itu bervariasi, ada 10, yang terbesar itu tergantung kebutuhan. Yang terbesar antiobiotik analgesik," ujar Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt., Ph.D, Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dia hadir pada pembukaan Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhl SEA) 2017, Rabu, 22 Maret 2017 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017.

Potensi Ekspor

Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia

Untuk mengurangi angka tersebut, para produsen obat dan pangan fungsional di Indonesia saat ini mulai mengalihkan perhatian mereka ke potensi ekspor, khususnya bahan baku farmasi dan pangan fungsional yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.

Dari sisi pemerintah, Linda mengaku saat ini pihaknya memiliki peta percepatan pengembangan bahan baku industri farmasi yang tertuang dalam Permenkes No.17 tahun 2017.

"Oleh karena itu pemerintah punya roadmap percepatan pengembangan. Pertama itu dari kimia, terus dari mineral dan biologic, dari awal sampai akhir itu bahan baku dari pilar ini. Ada beberapa strategi dan kita mengumpulkan dari buttom IP, kira-kira setiap lima tahun buat apa, sudah kita keluarkan di Permenkes No. 17 2017," kata Linda. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya