Terungkap Alasan Ekspor Indonesia Kalah dari Negara Tetangga

Pekerja sedang memasukkan minyak sawit (CPO) ke kapal tongkang.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA – Belum lama ini, Presiden Jokowi meluapkan kekesalannya lantaran nilai ekspor RI ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Atas dasar itu, Institute For Development of Economic and Finance (INDEF) melakukan kajian terhadap kinerja ekspor indonesia. INDEF menemukan bahwa lambatnya kinerja ekspor disebabkan masih bertumpunya pemerintah terhadap produk bahan mentah pada sektor ekspor. Pemerintah tidak bertumpu pada
inovasi.

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto mengungkapkan, minimnya inovasi serta keberagaman produk ekspor menyebabkan sulitnya Indonesia memanfaatkan peluang permintaan global.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Dia mencontohkan, crude palm oil (CPO) atau yang dikenal dengan minyak mentah kelapa sawit dengan Indonesia menjadi eksporter terbesar komoditas tersebut malah tidak mampu membantu percepatan kinerja ekpor Indonesia. Yang menjadi soal adalah sangat kecilnya produk turunannya jika di bandingkan dengan di negara- negara tetangga misalnya di Malaysia.

"Kita hanya memiliki 47 produk turunan dari CPO, Malaysia itu sudah sampai 100 produk turunan dan mungkin sekarang lebih karena ini data 2015," kata dia.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Minimnya keberagaman produk ekspor menurutnya akan menyebabkan sulitnya Indonesia memanfaatkan peluang permintaan global.

"Wajar kalau kemudian ekspor kita ketika ekonomi global mulai pulih kalahnya jauh banget dengan negara lain. Di mana negara lain dapat mengambil momentum itu, kita enggak," ujar dia.

Dia melanjutkan, lebih buruknya, paten terkait produk olahan sawit Malaysia punya 79 inovasi paten. Sedangkan Indonesia hanya punya tiga paten.
  
"Pada beberapa kasus, ekspor bahan mentah yang tidak banyak inovasi sering kali rentan terkena hambatan-hambatan ekspor baik tarif maupun nontarif seperti kasus CPO yang mengalami hambatan tarif dari Uni Eropa, maupun hambatan isu lingkungan yang diangkat oleh negara-negara maju sehingga kita tidak mampu memberikan alternatif produk" ujar Eko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya