Pendapatan Operasional Garuda Naik Selama 2017

Paparan kinerja Garuda Indonesia tahun buku 2017.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – PT Garuda Indonesia Tbk membukukan pendapatan operasi sebesar US$4,2 miliar sepanjang 2017. Capaian itu meningkat 8,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,9 miliar.

Ekspansi Bisnis, Bos MD Pictures Jual Saham FILM Raup Rp 1,25 Triliun

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansuri mengatakan, tren pertumbuhan pendapatan operasional itu salah satunya ditopang oleh lini layanan penerbangan tidak berjadwal yang meningkat sebesar 56,9 persen atau sebesar  US$01.5 juta. Pendapatan di luar bisnis penerbangan dan subsidiaries revenue pun naik sebesar 20,9 persen menjadi US$473,8 juta.

"Kinerja membaik ini disebabkan juga karena Garuda Indonesia berhasil mencatatkan tingkat keterisian penumpang (seat load factor), sebesar 74,7 persen dengan tingkat ketepatan waktu (on time performance atau OTP) sebesar 86,4 persen," kata Pahala N. Mansuri, di Jakarta, 26 Februari 2018.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Lebih lanjut Pahala mengatakan, sepanjang 2017, Garuda berhasil menekan catatan kerugian dari kuartal I-2017 sebesar US$99,1 juta berkurang menjadi rugi sebesar US$38,9 pada kuartal II-2017.

Sedangkan, untuk laba bersih berhasil di bukukan sebesar US$61.9 juta pada kuartal III-2017 atau naik 216,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Pahala juga mengatakan, sepanjang Semester 2-2017, Garuda Indonesia berhasil membukukan laba bersih hingga US$70,4 juta yang merupakan hasil akumulasi laba bersih di kuartal III-2017 sebesar US$61,9 juta dan laba bersih di kaurtal IV-2017 sebesar US$8,5 juta. 

"Capaian positif tersebut tentunya juga sejalan dengan upaya perusahaan dalam menekan catatan kerugian hingga menjadi rugi US$67,6 juta sepanjang 2017 atau berkurang cukup signifikan dari tekanan kerugian semester 1-2017," ungkapnya

Lebih lanjut menurut dia, untuk kerugian di luar perhitungan biaya atau  ekstra ordinary items. Terdiri dari tax amnesty dan denda sebesar US$145,8 juta. Kebijakan itu yang merupakan kebijakan jangka panjang manajemen dalam menyehatkan kondisi finansial perusahaan.

"Partisipasi pada program tax amnesty tersebut merupakan komitmen perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan pajak yang tertunda sejak 2015," jelasnya.

Dengan demikian kata Pahala, Total kerugian yang dibukukan Garuda Indonesia pada 2017 adalah sebesar US$213,4 juta. Jumlah tersebut bila di tambahkan dengan biaya tax amnesty dan denda pengadilan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya