Pencopotan Elia di Pertamina Dinilai Karena Like and Dislike

Truk tangki bahan bakar menunggu untuk pengisian di depot bahan bakar Pertamina
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Mantan Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik dicopot Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno Jumat 20 April lalu. Pencopotan itu disebut-sebut karena kelangkaan BBM Premium dan kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.

Aparat Gabungan Bersiaga di KPU dan DPR Jelang Penetapan Hasil Pemilu

Elia Massa diketahui merupakan bos Pertamina pilihan Jokowi saat menggantikan Dwi Soetjipto pada Maret 2017. Penunjukan Elia menjadi bos BUMN migas ini dikarenakan prestasi kinclongnya saat memimpin PT Elnusa.

Anggota Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir pun menduga bahwa pencopotan Elia Massa ini tanpa izin Jokowi.

1.489 Personel Gabungan Kawal Demo Depan Gedung DPR, Pengalihan Arus Situasional

"Oleh karena itu, pak Jokowi seyogyanya membatalkan keputusan RUPS tersebut," ujar Inas dikutip dari keterangan resminya, Jumat 27 April 2018. 

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik

Ada Demo di Depan DPR, Arus Lalu Lintas dari Semanggi ke Slipi Dialihkan

Elia Massa Manik

Inas juga menilai pencopotan Elia Massa lebih disebabkan oleh like and dislike Menteri BUMN, Rini Soemarno. Alasannya, Elia Massa yang dia nilai tidak patuh dan nurut kepada kehendak menteri untuk mengubah nomenklatur direktorat di Pertamina, karena tidak melalui kajian yang sebagaimana mestinya.

"Persoalan like and dislike inipun terjadi ketika Dwi Soetjipto masih menjabat sebagai Dirut Pertamina. Di mana, ketika itu Dwi dicurigai oleh Rini sedang berupaya merebut posisi Rini Soemarno," tegasnya.

Senada dengan Inas, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar mengaku khawatir dengan adanya pergantian direksi PT Pertamina (Persero) dalam waktu singkat. Elia Massa Manik yang baru duduk di kursi direktur utama Pertamina dicopot usai 13 bulan menjabat. 

Menurut Arie, perombakan yang terlalu singkat tak akan membuat kemajuan di dalam tubuh perusahaan pelat merah ini. Apalagi, Pertamina dituntut untuk bisa mengalahkan kinerja Petronas, Malaysia.

"Kita dituntut pemerintah mengalahkan Petronas Malaysia. Namun, jika terus seperti ini, kemajuan perusahaan untuk mengejar ketertinggalan pasti akan terganggu," ujar Arie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya